Kekuasaan Xi Jinping Mulai Goyah, Absen dari KTT BRICS Jadi Sinyal Melemah
Presiden China Xi Jinping dilaporkan mulai kehilangan kendali atas militer dan Partai Komunis. Absennya dari KTT BRICS 2025 di Brasil menjadi sorotan tajam di tengah spekulasi melemahnya kekuasaan.

Kekuasaan Presiden China Xi Jinping disebut mulai mengalami kemunduran, menyusul melemahnya kontrol terhadap militer dan Partai Komunis Tiongkok. Para pengamat politik dan kritikus menilai bahwa posisi Xi Jinping sebagai pemimpin yang tak tergoyahkan sejak 2012 mulai mendapat tekanan dari dalam.
Kondisi ini mencuat ke permukaan ketika Beijing mengumumkan bahwa Xi Jinping tidak akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS tahun ini yang diselenggarakan di Brasil. Ini merupakan kali pertama presiden China absen dari pertemuan penting tersebut, yang selama ini menjadi panggung utama untuk menunjukkan kepemimpinan global Tiongkok. Ketidakhadiran Xi dalam forum sebesar BRICS dinilai sebagai tanda lemahnya posisi domestiknya.
Spekulasi ini diperkuat dengan menghilangnya Peng Liyuan, istri Xi Jinping, dari publik selama lebih dari dua bulan, yang semakin memantik tanda tanya di kalangan internasional. Meski begitu, para analis tetap berhati-hati dalam memprediksi kejatuhan politik Xi, mengingat struktur kekuasaan di Tiongkok yang masih sangat tertutup dan terkontrol.
Di sisi lain, situasi ini membuka peluang bagi Amerika Serikat, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump, untuk memperkuat tekanannya terhadap ekonomi Tiongkok. Trump diyakini melihat ketidakstabilan internal Tiongkok sebagai momentum strategis untuk mempercepat perubahan kepemimpinan yang lebih berpihak pada kepentingan Barat.
Kondisi politik China yang semakin tak menentu ini terus menjadi sorotan dunia internasional, dengan banyak pihak menantikan langkah selanjutnya dari Xi Jinping maupun Partai Komunis Tiongkok.
What's Your Reaction?






