PHL03, Senjata Roket Cina yang Perkuat Daya Gentar Militer Kamboja di Tengah Konflik Perbatasan

Sistem roket PHL03 buatan Cina menjadi sorotan dalam ketegangan militer Thailand-Kamboja. Mampu tembakkan 12 roket jarak jauh, senjata ini ubah kalkulasi strategis di kawasan.

Jul 30, 2025 - 08:16
 0
PHL03, Senjata Roket Cina yang Perkuat Daya Gentar Militer Kamboja di Tengah Konflik Perbatasan

Dalam situasi genting antara Thailand dan Kamboja yang sempat memanas di kawasan perbatasan, satu sistem persenjataan Kamboja menjadi sorotan utama: PHL03. Sistem roket artileri buatan Cina ini dinilai sebagai elemen krusial dalam meningkatkan daya gentar militer Kamboja, bahkan setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata yang berlaku sejak Selasa pagi, 29 Juli 2025.

PHL03 merupakan sistem peluncur roket berkaliber 300 mm yang dikembangkan berdasarkan model BM-30 Smerch buatan Rusia. Meski desain dasarnya berasal dari Soviet, sistem ini telah dimodifikasi oleh Cina untuk menyesuaikan kebutuhan modern, termasuk untuk negara mitra seperti Kamboja. Dengan kemampuan meluncurkan 12 roket sekaligus dan jangkauan tembak hingga 150 kilometer, PHL03 dianggap mampu menghancurkan sasaran militer skala besar hanya dalam satu gelombang serangan.

Kehadiran sistem ini diyakini memberi keunggulan strategis bagi Kamboja, terutama dalam konteks konflik perbatasan yang dinamis dan rawan eskalasi. Para analis pertahanan menyebut bahwa daya jangkau dan kekuatan ledak PHL03 memaksa Thailand untuk lebih berhati-hati dalam menempatkan pasukan maupun logistik militernya di wilayah sengketa. Kombinasi senjata ini dengan teknologi pengintaian drone juga memperkuat potensi serangan presisi dari jarak jauh, sekaligus mengurangi risiko bagi pasukan Kamboja.

Meski secara keseluruhan kekuatan militer Thailand jauh lebih besar dengan anggaran pertahanan lima kali lipat dari Kamboja, PHL03 dianggap sebagai variabel yang mengganggu keseimbangan kekuatan regional. Roket-roketnya melaju cepat dan menyebar dalam pola kompleks yang menyulitkan sistem pertahanan udara konvensional untuk melakukan intersepsi. Keunggulan ini menjadikan PHL03 sebagai senjata yang bukan hanya ofensif, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam menahan dominasi lawan.

Pengoperasian aktif PHL03 dalam latihan militer Kamboja dalam beberapa bulan terakhir mencerminkan perubahan pendekatan pertahanan dari pola konvensional ke arah modern dan adaptif. Pemerintah Phnom Penh tampaknya mulai menekankan pada efisiensi dan kecanggihan teknologi untuk menyeimbangkan kekuatan dengan tetangganya yang lebih besar.

Sementara itu, gencatan senjata resmi antara Thailand dan Kamboja diumumkan mulai berlaku sejak fajar, Selasa 29 Juli 2025, setelah lima hari bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang memediasi perundingan damai, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah awal yang krusial menuju deeskalasi dan pemulihan stabilitas kawasan Asia Tenggara.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0