Namanya Berkali-kali Mundul Dalam Sidang Dakwaan Beking Situs Judol Kominfo, Ini Sepak Terjang Budi Arie

Jakarta, Alltodays.com – Sidang kasus dugaan perlindungan situs judi online (judol) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terus mengungkap fakta baru. Nama Budi Arie Setiadi, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi, terseret dalam dakwaan.
Sidang yang dimulai pada 14 Mei 2025 ini melibatkan empat terdakwa, yaitu Zulkarnaen Apriliantony, Adhi Kismanto, Alwin Jabarti Kiemas, dan Muhrijan alias Agus. Namun, sorotan utama tertuju pada kejanggalan tindakan Budi Arie, khususnya dalam perekrutan pegawai yang tidak memenuhi kualifikasi.
Pada Oktober 2023, Budi Arie meminta Zulkarnaen Apriliantony, yang dkenal sebagai orang dekatnya, untuk mencari individu guna mengumpulkan data situs judi online.
Zulkarnaen kemudian mengusulkan Adhi Kismanto. Meskipun Adhi tidak memiliki ijazah sarjana, yang merupakan syarat wajib, ia tetap diterima sebagai pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi, dulu Kemenkominfo). Jaksa menyebut bahwa perekrutan ini dilakukan atas “atensi” langsung Budi Arie, sebuah langkah yang dianggap melanggar prosedur resmi.
Menurut dakwaan, Adhi dan Zulkarnaen terlibat dalam perlindungan 1.000 hingga 20.000 situs judi online dengan tarif Rp8 juta per situs. Praktik ini menghasilkan keuntungan miliaran rupiah. Dakwaan juga menyebut adanya pembagian komisi, yakni 50% untuk Budi Arie, 30% untuk Zulkarnaen, dan 20% untuk Adhi.
“Saya dituduh menerima komisi 50%? Itu narasi jahat. Saya tidak tahu-menahu soal ini,” tegas Budi Arie dalam pernyataannya pada 19 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa selama menjabat sebagai Menkominfo dari Juli 2023 hingga Oktober 2024, ia telah memblokir sekitar 3,8 juta situs judi online.
Artikel Terkait: Bareskrim Polri Nyatakan Ijazah Jokowi Asli, Kontroversi Masih Berlanjut
Namun, bantahan Budi Arie tidak meredam kecurigaan. Fakta bahwa Zulkarnaen adalah orang kepercayaannya dan Adhi direkrut atas instruksinya memicu pertanyaan tentang pengawasannya sebagai pimpinan. Kejanggalan ini menjadi sorotan utama dalam persidangan.
“Perekrutan pegawai tanpa ijazah sarjana merupakan pelanggaran serius. Ini menunjukkan adanya intervensi yang tidak wajar,” ujar pengamat hukum Jamiluddin Ritonga.
Pada 20 Mei 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa Bareskrim Polri terus memantau persidangan. “Kami akan panggil kembali Budi Arie sebagai saksi jika ada petunjuk baru,” katanya. Budi Arie sebelumnya telah diperiksa pada 19 Desember 2024, tetapi statusnya masih sebagai saksi, bukan tersangka.
“Kami sedang mencermati dugaan keterlibatan Budi Arie berdasarkan fakta persidangan,” ungkap Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus Febrie Adriansyah.
Perjalanan Karir Budi Arie Setiadi: Budi Arie, lahir di Medan pada 20 April 1969, memiliki latar belakang sebagai aktivis dan politisi. Ia mendirikan Projo, organisasi relawan pendukung Joko Widodo, sejak 2012. Kiprahnya di Projo memperkuat kedekatannya dengan Jokowi, yang menjadi modal utama karir politiknya.
Sebelum menjadi Menkominfo, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (2019–2023). Pada Juli 2023, ia diangkat sebagai Menkominfo, sebuah posisi strategis yang mencerminkan kepercayaan Jokowi. Setelah mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2024, ia kini menjabat sebagai Menteri Koperasi dalam Kabinet Indonesia Maju.
Persidangan masih berlangsung, dan aparat penegak hukum terus mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain. Pemerintah menegaskan tidak akan mengintervensi proses hukum.
Publik kini menanti apakah kejanggalan tindakan Budi Arie, terutama dalam perekrutan pegawai, akan membawa kasus ini ke tingkat yang lebih tinggi atau berhenti pada terdakwa saat ini.
What's Your Reaction?






