Calon Hakim Agung Alimin Akui Pernah Ditawari Hadiah, Tegaskan Integritas dan Dukungan pada Hukuman Mati
Dalam uji kelayakan di Komisi III DPR, calon hakim agung Alimin mengaku pernah ditawari hadiah oleh rekan hakim, menegaskan komitmen integritas, serta mendukung hukuman mati dengan perenungan mendalam.

Uji kelayakan calon hakim agung di Komisi III DPR kembali memunculkan dinamika menarik ketika Alimin, salah satu kandidat, mendapat sejumlah pertanyaan tajam dari anggota dewan. Dalam sesi tersebut, Alimin yang telah 28 tahun berkarier sebagai hakim, mengaku pernah menerima hadiah berupa ayam dan telur di kampung halamannya Maumere. Ia menegaskan bahwa di luar itu, khususnya di Jakarta, tidak pernah ada pemberian langsung yang diterimanya.
Namun, Alimin tidak menutup kemungkinan adanya tawaran tidak langsung. Ia menyebut pernah ditawari hadiah dalam bentuk materi atau uang oleh seorang rekan hakim dalam konteks perkara praperadilan di Jakarta Selatan. Meski demikian, ia menekankan tawaran itu tidak pernah ia tanggapi. Menurutnya, pengalaman tersebut menggambarkan bagaimana seorang hakim harus menjaga integritas di tengah banyaknya godaan.
Alimin juga mendapat pertanyaan soal sikapnya terhadap hukuman mati. Ia mengaku mendukung hukuman mati dalam kasus luar biasa, seperti kejahatan narkotika dan kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo. Ia menyebut putusan tersebut dijatuhkan dengan perenungan mendalam, doa, serta kesadaran bahwa hakim adalah wakil Tuhan di dunia dalam menegakkan keadilan. Alimin menilai hukuman mati memiliki efek jera bagi pelaku sekaligus pesan moral bagi masyarakat luas.
Selain itu, Alimin berbagi pengalaman menangani perkara besar di Jakarta Selatan, mulai dari kasus Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, hingga kasus praperadilan yang melibatkan pejabat publik seperti Syahrul Yasin Limpo dan Hasbi Hasan. Ia menegaskan bahwa setiap hakim kerap mendapat tekanan, namun tekanan terbesar baginya adalah memastikan putusan seimbang antara kepastian hukum dan keadilan.
Dalam pernyataan penutupnya, Alimin mengakui turunnya kepercayaan publik terhadap Mahkamah Agung akibat berbagai kasus belakangan ini. Ia berkomitmen untuk menjaga marwah lembaga peradilan dan merebut kembali kepercayaan rakyat dengan integritas serta keteguhan dalam menegakkan hukum.
What's Your Reaction?






