Palak Jatah Proyek 5T Tanpa Tender, Tiga Pengurus Kadin Cilegon Jadi Tersangka

Jakarta, 17 Mei 2025, – Skandal besar mengguncang dunia usaha Indonesia. Polda Banten menetapkan tiga pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terkait proyek strategis nasional (PSN) senilai Rp5 triliun tanpa tender. Ketiga tersangka, yaitu Muhammad Salim (Ketua Kadin Cilegon), Ismatullah (Wakil Ketua Bidang Industri), dan Rufaji Jahuri (Ketua HNSI), ditahan sejak 16 Mei 2025 malam. Kasus ini mencuat setelah video viral memperlihatkan mereka mengintimidasi PT China Chengda Engineering, kontraktor proyek PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak usaha Chandra Asri Group.
Apa Itu Kadin dan Pengaruhnya?
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) adalah organisasi resmi pengusaha Indonesia yang bertugas memajukan sektor perdagangan, industri, dan investasi. Kadin memiliki jaringan luas dari tingkat nasional hingga daerah, termasuk Kadin Cilegon, yang seharusnya mendukung iklim investasi sesuai regulasi. Sebagai mitra pemerintah dalam proyek strategis, Kadin memiliki akses ke informasi proyek dan hubungan erat dengan investor, yang diduga disalahgunakan dalam kasus ini.
“Seharusnya Kadin menjadi fasilitator investasi, bukan malah menghambat dengan tindakan yang merugikan iklim usaha,” kata Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi, dalam keterangan resmi kepada Tempo (17 Mei 2025).
Keberanian Meminta Jatah Rp5 Triliun
Keberanian pengurus Kadin Cilegon meminta jatah proyek senilai Rp5 triliun tanpa tender diduga berasal dari beberapa faktor:
Legitimasi Kadin: Pengurus Kadin Cilegon menggunakan seragam resmi dan mengatasnamakan organisasi untuk menekan PT China Chengda Engineering, memberikan kesan otoritas.
Skala Proyek Besar: Proyek pembangunan pabrik chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) senilai Rp15 triliun dianggap peluang besar. Kadin Cilegon merasa porsi Rp1 triliun untuk pengusaha lokal terlalu kecil, memicu tuntutan porsi lebih besar.
Intimidasi dan Dukungan Ormas: Rufaji Jahuri dari HNSI mengancam menghentikan proyek, sementara Ismatullah menggebrak meja dalam pertemuan pada 8 dan 22 April 2025. Keterlibatan ormas lain juga diduga memperkuat tekanan.
Frustrasi Komunikasi: Ismatullah menyebut adanya “selip lidah” akibat komunikasi buruk dengan PT China Chengda, yang dianggap “mengoper-oper” Kadin Cilegon.
“Kami menyesalkan tindakan ini. Kadin seharusnya menjalin komunikasi yang konstruktif, bukan intimidasi,” ujar Edi Rivai, Legal and External Affairs Director CAA, kepada Kompas.com (17 Mei 2025).
Perusahaan Kontruksi Asal Cina Jadi Korban
Korban pemerasan adalah PT China Chengda Engineering Co., Ltd (CCE), kontraktor asal Tiongkok yang bekerja untuk PT Chandra Asri Alkali (CAA). Proyek CA-EDC senilai Rp15 triliun ini merupakan PSN untuk memproduksi bahan baku baterai kendaraan listrik, kertas, dan PVC, yang ditetapkan melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025.
Presiden Prabowo Subianto bereaksi keras, mengingat proyek ini merupakan bagian dari PSN yang menjadi prioritas pemerintahannya. Pada 14 Mei 2025, Prabowo memerintahkan Kementerian Investasi/BKPM menggelar rapat darurat dengan Gubernur Banten Andra Soni, Wali Kota Cilegon Robinsar, Kapolda Banten, dan perwakilan Kadin serta CAA.
“Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang mengganggu investasi strategis. Hukum harus ditegakkan,” tegas Budi Gunawan, Menko Polhukam, dalam wawancara dengan CNN Indonesia (17 Mei 2025).
Polda Banten menjerat tersangka dengan Pasal 160 KUHP (penghasutan), Pasal 368 KUHP (pemerasan), dan Pasal 335 KUHP (pengancaman), dengan ancaman hukuman hingga 9 tahun penjara. Barang bukti meliputi tangkapan layar ajakan Muhammad Salim, surat Kadin ke PT China Chengda, dan notulen pertemuan. Polisi juga menelusuri aliran dana CSR yang diduga mengalir ke ormas untuk kepentingan pribadi.
Reaksi Netizen
Kasus ini memicu kemarahan di platform X. Pengguna @Ary_PrasKe2 menulis bahwa Kadin Cilegon bertindak seperti preman karena memalak proyek PSN, menyebutnya memalukan. Akun @BantenBangkit menyebut permintaan Rp5 triliun tanpa tender sebagai tindakan mafia, bukan pengusaha. @InvestasiBersih khawatir investor Tiongkok akan kabur ke Vietnam dan meminta Prabowo bertindak tegas. Sementara @CilegonJaya menilai Banten rugi besar akibat oknum Kadin, menuntut pencopotan semua pengurus.
“Kasus ini burukkan persepsi investor. Video viral intimidasi PT China Chengda membuat investor ragu. Jika kejadian ini dibiarkan, investor bisa beralih ke Vietnam atau Malaysia yang menawarkan stabilitas”, kata Yusri Usman, pengamat ekonomi Universitas Trisakti, kepada Kompas.com, 17 Mei 2025.
Vietnam mampu tarik dana investasi sebenar USD 36 miliar pada 2024. Indonesia, dengan target pertumbuhan 8%, bisa kehilangan momentum jika kejadian seperti ini terus terjadi. Penegakan hukum dan reformasi Kadin daerah jadi kunci jaga kepercayaan investor.
What's Your Reaction?






