Adu Canggih Jet Tempur India dan Pakistan, Sukhoi Su-27/30 Milik Indonesia Ketinggalan

Konflik udara India-Pakistan memanas dengan duel jet tempur Dassault Rafale vs Chengdu J-10C. Pakistan klaim tembak jatuh Rafale, India bantah. Simak perbandingan harga, kemampuan tempur, rudal, dan teknologi kedua jet, serta posisi Indonesia

May 9, 2025 - 14:19
May 9, 2025 - 14:20
 0
Adu Canggih Jet Tempur India dan Pakistan, Sukhoi Su-27/30 Milik Indonesia Ketinggalan

Jakarta, 9 Mei 2025 – Konflik udara antara India dan Pakistan memanaskan wilayah perbatasan. Pakistan mengklaim menembak jatuh jet India, termasuk Dassault Rafale, menggunakan Chengdu J-10C dengan rudal PL-15E. India membantah sebagian klaim, namun mengakui kehilangan tiga jet. Bagaimana kekuatan jet tempur kedua negara ini?

India mengandalkan Dassault Rafale, jet multiperan buatan Prancis seharga $115-120 juta. Rafale dibekali radar AESA RBE2 dan sistem peperangan elektronik SPECTRA. Teknologi stealth parsialnya meminimalkan tanda radar. “Rafale mengubah permainan, unggul di udara dan darat,” ujar Kolonel Arjun Sharma, eks pilot IAF, kepada CNN Indonesia.

Persenjataan Rafale meliputi rudal MBDA Meteor dengan jangkauan lebih dari 150 km dan MICA untuk jarak 80 km. Pakistan mengklaim tiga Rafale jatuh, didukung pejabat AS via Reuters. “Saya lihat puing di Bathinda, ada tanda rudal Prancis, mungkin Rafale,” kata Ravi Kumar, petani Punjab, kepada BBC Verify. India menyebut klaim itu hoaks.

Pakistan menggunakan Chengdu J-10C, jet buatan China seharga $40 juta. J-10C punya radar AESA dan avionik canggih, didukung AEW&C ZDK-03 dan Saab 2000. “Rudal PL-15E kami tak tertandingi di jarak jauh,” ujar Mayor Faisal Khan, juru bicara AU Pakistan, kepada Defence Pakistan.

J-10C dipersenjatai rudal PL-15E berjangkau 145 km dengan kecepatan lebih dari Mach 5, serta PL-10 untuk jarak pendek. Reuters melaporkan J-10C menembak Rafale, dikonfirmasi Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif. “J-10C setara teknologi Barat,” ujar Ali Raza, analis militer, kepada Sindonews.

Dalam hal harga, J-10C jauh lebih murah dibandingkan Rafale yang mahal. Untuk kemampuan tempur, Rafale unggul dalam misi serbaguna, baik udara-ke-udara maupun udara-ke-darat, sementara J-10C kuat di pertempuran jarak jauh. Rudal Meteor Rafale sedikit lebih jauh jangkauannya, tetapi PL-15E menawarkan kecepatan superior. Teknologi Rafale mencakup stealth parsial dan SPECTRA, sedangkan J-10C mengandalkan AEW&C untuk koordinasi. Rafale lebih lincah untuk dogfight, tapi J-10C fokus pada serangan jarak jauh.

Dibandingkan Indonesia, yang mengoperasikan jet seperti Sukhoi Su-27/30 dan F-16, teknologi Rafale dan J-10C jauh lebih maju. Su-27/30 Indonesia menggunakan radar PESA, kalah canggih dibandingkan AESA pada Rafale dan J-10C, dengan rudal R-77 (jangkauan 110 km) yang tertinggal dari Meteor dan PL-15E. F-16 Indonesia, meski dimodernisasi, juga tak setara dalam avionik dan peperangan elektronik. “Indonesia perlu percepat modernisasi alutsista udara untuk mengejar India dan Pakistan,” ujar Letkol (Purn) Budi Santoso, analis pertahanan, kepada Kompas.

“Pakistan unggul koordinasi jarak jauh, Rafale lebih fleksibel,” ujar Dr. Ankit Patel, analis pertahanan, kepada Republika. Konflik ini memicu debat di X, dengan Pakistan menyebut J-10C “battle-proven”. Namun, klaim lima jet India jatuh dipertanyakan. India akui tiga jet hilang di Kashmir.

“Banyak misinformasi. Puing tak cukup bukti,” ujar Meera Singh, jurnalis, kepada BBC. Warga perbatasan cemas. “Langit penuh suara jet. Kami takut perang meluas,” kata Imran Malik, pedagang Kashmir Pakistan, kepada CNN Indonesia.

“Perang udara ini peringatan. Diplomasi adalah jalan keluar,” ujar Prof. Ayesha Siddiqui, pakar Universitas Karachi, kepada Sindonews. Hingga kini, klaim kedua pihak belum terverifikasi penuh. Dunia menanti klarifikasi, berharap eskalasi terhenti.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0