Alasan Kenapa Bendera Meksiko yang Berkibar Saat Aksi Demo di Los Angeles
Pengibaran bendera Meksiko mendominasi demo antirazia imigrasi di Los Angeles, picu kontroversi di AS. Simbol solidaritas atau tanda ketidaksetiaan? Ini penjelasannya.

Los Angeles kembali memanas. Ribuan demonstran memadati jalan-jalan utama kota pada Jumat, 6 Juni 2025, memprotes operasi razia imigrasi berskala besar yang dilakukan oleh otoritas federal.
Di antara sorak-sorai dan kemarahan massa, satu hal yang mencolok adalah bendera Meksiko yang berkibar di atas kepala para demonstran—lebih dominan dibandingkan bendera Amerika Serikat.
Fenomena ini memicu pertanyaan dan perdebatan: mengapa bendera Meksiko menjadi simbol utama dalam demonstrasi yang berlangsung di Amerika?
Melansir CNN, pengibaran bendera Meksiko serta bendera dari sejumlah negara Amerika Latin lainnya dinilai sebagai bentuk solidaritas terhadap para imigran dan penolakan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump.
Aksi ini juga dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat, yang menjamin kebebasan berekspresi, termasuk pengibaran bendera asing, bahkan pembakaran bendera nasional. Meski legal secara hukum, penggunaan bendera Meksiko dalam aksi protes tetap menuai kontroversi.
Los Angeles adalah rumah bagi komunitas Meksiko terbesar di AS. Data sensus terbaru menunjukkan lebih dari 3,4 juta penduduk di Los Angeles County merupakan imigran atau keturunan Meksiko.
Bagi mereka, bendera Meksiko bukan sekadar simbol negara, tetapi juga lambang identitas, keluarga, dan sejarah panjang perjuangan komunitas Latin di negeri seberang. “Bendera ini mencerminkan siapa kami, asal-usul kami, dan komunitas kami yang kini sedang diserang,” kata Antonio Rodriguez, salah satu organisator dari kelompok aktivis Brown Barots.
Pandangan serupa disampaikan oleh Profesor Raul Hinojosa Ojeda dari UCLA, yang menyebut pengibaran bendera Meksiko sudah lama menjadi bagian dari gerakan protes imigrasi di AS, bahkan sejak demonstrasi menolak Proposition 187 pada tahun 1994.
Namun di sisi lain, sejumlah politisi Partai Republik mengecam keras penggunaan bendera tersebut. Senator Oklahoma Mark Wayne menyebut para demonstran sebagai “imigran ilegal” yang tidak loyal terhadap negara tempat mereka tinggal.
Wakil Presiden JD Fence bahkan menggambarkan mereka sebagai pemberontak yang menyerang petugas imigrasi. Mantan anggota Kongres Adam Kinzinger menyatakan bahwa meskipun pengibaran bendera itu sah, para demonstran “mengibarkan simbol yang salah.”
Sementara itu, penasihat kebijakan Trump, Stephen Miller, menyebut para pengunjuk rasa sebagai warga asing yang menghalangi penegakan hukum federal. Menurut mereka, aksi tersebut justru memperkuat narasi Presiden Trump tentang ancaman dari luar dan loyalitas ganda.
Sikap keras tersebut ditanggapi dengan hati-hati oleh Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum. Dalam pernyataan resminya pada Senin, 9 Juni 2025, ia menekankan bahwa pemerintah Meksiko berkomitmen penuh melindungi warganya di luar negeri, tanpa memandang status imigrasi mereka.
Sheinbaum meminta agar otoritas AS menjalankan proses hukum imigrasi secara adil, menjunjung tinggi martabat manusia, dan menghindari kriminalisasi terhadap para migran.
Ia juga mengutuk aksi kekerasan dalam demonstrasi, seperti pembakaran kendaraan polisi, yang menurutnya “lebih merupakan tindakan provokatif daripada bentuk perlawanan.”
Di tengah panasnya situasi, pengibaran bendera Meksiko tetap menjadi simbol yang kuat—baik sebagai ekspresi perlawanan maupun kebanggaan identitas.
Namun bagi sebagian pengamat, seperti analis politik Partai Republik Mike Madrid, simbol tersebut bisa menjadi bumerang, karena mengalihkan perhatian publik dari isu hak konstitusional ke perdebatan soal loyalitas nasional.
Meski demikian, satu hal yang tak terbantahkan: bendera Meksiko, dengan seluruh kontroversi dan maknanya, mencerminkan kehadiran komunitas Latin yang semakin vokal dalam menuntut hak dan pengakuan di tengah krisis imigrasi Amerika Serikat.
What's Your Reaction?






