Dugaan Kebocoran Soal ASPD di SMPN 10 Yogyakarta Picu Kontroversi dan Aksi Pelajar

May 9, 2025 - 15:00
May 9, 2025 - 15:03
 0
Dugaan Kebocoran Soal ASPD di SMPN 10 Yogyakarta Picu Kontroversi dan Aksi Pelajar

Yogyakarta, 9 Mei 2025 – Dugaan kebocoran soal Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) mata pelajaran Matematika di SMPN 10 Yogyakarta memicu kehebohan di kalangan pelajar dan orang tua.

Isu ini mencuat setelah tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menyebutkan adanya kecurangan tersebar luas di media sosial pada Selasa (6/5/2025).

Akibatnya, puluhan pelajar dari berbagai SMP di Yogyakarta berencana menggelar aksi demo di SMPN 10, sehingga polisi mengamankan 21 remaja untuk mencegah eskalasi.

Kronologi bermula saat guru matematika SMPN 10, Wahono, memberikan latihan soal ASPD kepada siswa sebelum ujian. Salah seorang siswa diduga memotret soal tersebut, yang kemudian tersebar di media sosial.

Pada hari ujian Matematika, Selasa (6/5/2025), soal yang diujikan disebut memiliki kemiripan signifikan dengan latihan tersebut. “Kabarnya, soal latihan itu hampir sama dengan soal ujian. Ini jelas tidak adil untuk siswa lain,” ujar seorang pelajar, Riko (15), dari SMPN 12 Yogyakarta, kepada Harian Jogja.

Isu ini menjadi viral setelah akun X @ayamkalasanenk mengunggah cuitan bertuliskan, “Info kasus kecurangan ASPD mtk SMP/MTs Jogja 2025 bosss,” disertai tangkapan layar percakapan yang menyebut SMPN 10 sebagai sumber kebocoran.

Unggahan tersebut memicu kemarahan pelajar, sehingga muncul ajakan demo melalui grup WhatsApp dengan pesan, “Demo siswa SMP se-DIY menuju SMP 10 YK, no sajam, no ugal-ugalan. Demo keadilan persoalan bocoran soal ASPD.

Menanggapi hal ini, Kepala SMPN 10 Yogyakarta, Edy Thomas Suharta, membantah tuduhan bahwa pihaknya membocorkan soal. Ia mengakui adanya guru sekolahnya, Wahono, yang tergabung dalam tim penyusun soal ASPD, tetapi menegaskan bahwa guru tersebut menjalani karantina selama proses penyusunan.

Soal dibuat oleh tim provinsi, bukan sekolah. Kami sudah klarifikasi dengan Disdikpora, dan tidak ada indikasi kebocoran dari guru kami,” tegas Edy kepada wartawan di SMPN 10, Rabu (7/5/2025). Ia juga menyebut kemiripan soal hanya kebetulan, bukan kecurangan.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman, membenarkan bahwa salah satu guru SMPN 10 adalah penyusun soal ASPD, tetapi menegaskan bahwa guru tersebut tidak menyusun soal yang diduga bocor.

Kami telah memanggil kepala sekolah dan guru terkait untuk klarifikasi. Proses penyusunan soal dilakukan dengan protokol ketat, dan dokumen dimusnahkan setelah karantina,” ujar Suhirman. Ia menambahkan bahwa penelusuran masih berlangsung untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar.

Artikel Terkait: Pemilihan Paus Baru: Sebuah Titik Balik untuk Gereja Katolik di Dunia yang Terus Berubah

Namun, respons ini tidak meredam keresahan pelajar. Pada Selasa malam (6/5/2025), sekitar 50 pelajar dari berbagai SMP mendatangi SMPN 10 sambil berteriak provokatif.

Polsek Umbulharjo mengamankan 10 pelajar, termasuk AN (16) dan VIC F (15) dari SMPN 12 Yogyakarta, untuk pembinaan. Keesokan harinya, Rabu (7/5/2025), dua remaja, Rau (17) dan IH (15), ditangkap karena memprovokasi di depan SMPN 10.

Kami temukan pesan di HP mereka soal rencana tawuran. Mereka kini diperiksa,” ungkap Kasihumas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo.

Orang tua siswa turut menyuarakan kekecewaan. Baharuddin Kamba, orang tua siswa di Sleman, menuntut ujian Matematika diulang untuk menjamin keadilan. “Anak saya belajar keras selama berbulan-bulan, tapi ini dirusak oleh kecurangan. Harus ada tim independen untuk investigasi,” katanya kepada CNN Indonesia. Ia juga meminta sanksi pidana bagi pelaku jika kecurangan terbukti.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memerintahkan pengusutan tuntas. “Telusuri siapa pembuat soal dan apakah soal yang bocor persis dengan ujian. Jika terbukti, proses sesuai regulasi,” tegasnya. Hasto menilai penelusuran seharusnya mudah karena pembuat soal diketahui.

Kasus ini mencoreng reputasi Yogyakarta sebagai barometer pendidikan nasional. Sebelumnya, kebocoran soal ASPD pernah terjadi di SMPN 4 Depok, Sleman, pada 2021, menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat.

Jika Jogja gagal menjaga integritas ujian, kredibilitasnya sebagai kota pendidikan akan dipertanyakan,” ujar seorang pengamat pendidikan, Kamba, kepada Radar Jogja.

Hingga kini, Disdikpora DIY dan Kota Yogyakarta masih menelusuri kasus ini. ASPD, yang menggantikan Ujian Nasional sejak 2021, merupakan alat ukur kemampuan akademik siswa untuk seleksi masuk SMA/SMK. Masyarakat menanti hasil investigasi untuk memastikan keadilan bagi semua peserta ujian.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0