Presiden Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar di Asia Tenggara, Nilai Rp96 Triliun
Presiden Prabowo resmikan megaproyek baterai kendaraan listrik senilai Rp96 triliun di Karawang, terbesar di Asia Tenggara.

Jakarta, Alltodays.com — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi memulai pembangunan ekosistem industri baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Karawang, Jawa Barat, pada Minggu, 29 Juni 2025.
Proyek strategis nasional ini, yang disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, memiliki nilai investasi mencapai US$5,9 miliar atau setara Rp96,04 triliun. Peresmian ditandai dengan peletakan batu pertama di kawasan Artha Industrial Hills (AIH) dan Karawang New Industry City (KNIC).
Proyek ini dikelola oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), hasil kolaborasi antara Indonesia Battery Corporation (IBC), PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), dan konsorsium perusahaan global, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), Brunp, serta Lygend (CBL). Selain di Karawang, proyek ini juga mencakup lima subproyek di Halmahera Timur, Maluku Utara, dengan total investasi diperkirakan mencapai Rp100 triliun.
Proyek di Karawang memiliki kapasitas produksi baterai sebesar 15 GWh per tahun, yang terbagi menjadi dua fase: fase pertama sebesar 6,9 GWh/tahun dan fase kedua 8,1 GWh/tahun. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, 70% baterai yang dihasilkan akan memenuhi kebutuhan domestik, sedangkan 30% ditujukan untuk ekspor ke pasar internasional, seperti Jepang dan Amerika Serikat. “Ini adalah langkah besar menuju kemandirian energi Indonesia. Kami menargetkan swasembada energi pada 2031,” ujar Bahlil dalam pidatonya, sebagaimana dikutip dari Bloomberg Technoz.
Lebih lanjut, proyek ini diperkirakan mampu menghemat impor bahan bakar minyak hingga 300.000 kiloliter per tahun. Dengan nilai tambah ekonomi mencapai US$48 miliar (sekitar Rp481,55 triliun), proyek ini menawarkan manfaat ekonomi delapan kali lipat dari investasi awal. “Proyek ini tidak hanya soal baterai, tetapi juga hilirisasi nikel yang akan mengubah wajah industri Indonesia,” tambah Presiden Prabowo, mengapresiasi fondasi yang telah diletakkan oleh pendahulunya, Joko Widodo.
Selain dampak ekonomi, proyek ini juga membawa manfaat sosial yang signifikan. Diperkirakan, sebanyak 8.000 tenaga kerja langsung akan terserap, memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal. “Saya senang sekali bisa bekerja di sini nanti. Harapannya, anak-anak muda di Karawang mendapat kesempatan besar,” ujar Slamet, seorang warga Karawang yang hadir di acara peresmian, sebagaimana dilansir kumparan.
Dari sisi lingkungan, proyek ini dirancang dengan pendekatan keberlanjutan. Sistem energi yang digunakan menggabungkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), teknologi waste heat recovery, dan tenaga surya dengan kapasitas total 172 MWp, termasuk 24 MWp di Karawang. “Kami ingin industri ini tidak hanya maju, tetapi juga ramah lingkungan,” kata perwakilan CATIB dalam keterangan resminya, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Acara peresmian turut mencuri perhatian karena kehadiran konglomerat Tomy Winata, pendiri grup Artha Graha yang mengelola kawasan AIH. Dalam suasana santai, Presiden Prabowo sempat menyapa Tomy dengan nada bercanda, “Lho, Tomy Winata ada di sini? Saya kaget!” ujarnya, memicu tawa hadirin. Kehadiran Tomy menegaskan peran penting sektor swasta dalam mendukung proyek strategis nasional ini.
Pemerintah Indonesia, melalui ANTAM, memegang 51% saham di sektor hulu (tambang nikel), dengan rencana untuk meningkatkan porsi kepemilikan negara di masa depan. “Kami pastikan negara memiliki kendali atas sumber daya strategis ini,” tegas Menteri Bahlil. Proyek ini juga menjadi bagian dari upaya hilirisasi nikel, yang telah menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri.
Peresmian proyek ini menandai tonggak penting dalam transformasi energi Indonesia menuju era kendaraan listrik. Dengan dukungan teknologi dari CATL, perusahaan baterai terbesar di dunia, Indonesia berpeluang menjadi pemain kunci di pasar baterai global. “Ini adalah langkah menuju masa depan yang lebih hijau dan mandiri,” tutup Prabowo dalam sambutannya, disambut tepuk tangan meriah.
What's Your Reaction?






