Partai Ummat Bergolak, Amien Rais Digugat 27 DPW atas AD/ART Otoriter
Partai Ummat diguncang konflik internal usai 27 DPW menolak AD/ART baru dan pengangkatan Ridho Rahmadi, memicu krisis kepemimpinan di bawah Amien Rais.

Jakarta, 19 Juni 2025 – Partai Ummat dilanda gejolak internal yang kian memanas setelah 27 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) secara tegas memprotes perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) baru yang disahkan di bawah kepemimpinan pendiri partai, Amien Rais.
Para pengurus daerah menilai AD/ART tersebut otoriter karena memberikan kewenangan mutlak kepada Majelis Syura tanpa melibatkan mekanisme demokratis seperti Musyawarah Nasional (Munas) atau Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Konflik ini diperparah dengan pengangkatan kembali Ridho Rahmadi, menantu Amien Rais, sebagai Ketua Umum, yang dianggap melanggar konstitusi partai.
Sebanyak 27 DPW berencana mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta untuk membatalkan pengesahan AD/ART baru oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Mereka menilai pengesahan tersebut tidak sah karena tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Partai Politik. “Tindakan ini sembrono dan bar-bar. Majelis Syura di bawah Amien Rais mengabaikan konstitusi partai, bahkan memberhentikan seluruh pengurus dari pusat hingga kecamatan melalui SK tertentu,” ujar Herman Kadir, anggota Mahkamah Partai Ummat.
Baca Juga: Kejagung Sita Rp 11,8 Triliun dari Wilmar Group dalam Kasus Korupsi Ekspor CPO
Kekecewaan terhadap kepemimpinan Amien Rais juga memicu aksi dramatis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sekitar 500 pengurus DPW DIY mengundurkan diri secara massal dan membuang Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan dalam pengelolaan partai.
Namun, di sisi lain, DPW Jawa Timur tetap mendukung Amien. Plt Sekretaris Partai Ummat Jawa Timur, Ibnu Saichoni, menyebut protes ini sebagai dinamika politik yang wajar dan menegaskan bahwa kebijakan Amien baik untuk masa depan partai.
Konflik ini menambah deretan rintangan dalam perjalanan politik Amien Rais, yang sebelumnya hanya memperoleh 14,66% suara pada Pemilu Presiden 2004 dan memilih keluar dari Partai Amanat Nasional (PAN) pada 2020 setelah berselisih mengenai arah kepemimpinan partai.
Partai Ummat, yang didirikan Amien pada 2021, juga hanya meraih 0,42% suara pada Pemilu 2024, menjadikannya partai dengan perolehan suara terendah di antara peserta pemilu. “Amien Rais, yang dulu dikenal sebagai tokoh reformasi, kini menghadapi ujian berat atas kredibilitasnya,” demikian pandangan yang mencerminkan memudarnya pengaruh politiknya.
Krisis ini mengguncang fondasi Partai Ummat, yang awalnya didirikan dengan visi menegakkan keadilan dan demokrasi. Dengan rencana gugatan hukum dan perpecahan di tingkat daerah, semua mata tertuju pada respons Amien Rais dan Majelis Syura, sementara pertanyaan besar muncul: akankah Partai Ummat mampu pulih dari krisis yang mengancam keberlangsungannya?
What's Your Reaction?






