Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Hancur Akibat Serangan Militer Israel

Gaza Utara, Palestina – Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza Utara mengalami kerusakan parah akibat serangan militer Israel pada Senin, 12 Mei 2025, yang melibatkan pengepungan oleh pasukan darat dan serangan drone.
Fasilitas kesehatan yang menjadi salah satu pilar utama layanan medis di wilayah tersebut terpaksa menghentikan operasionalnya, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang telah melanda Gaza sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023.
Menurut laporan dari Antara News, RSI, yang terletak di wilayah Gaza Utara, dikepung oleh pasukan Israel sejak pertengahan Maret 2025. Serangan langsung pada 12 Mei menghantam sejumlah bagian rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif, sehingga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
“Kami mendengar ledakan keras di sekitar rumah sakit, diikuti asap tebal dari lantai atas bangunan,” ujar Ahmad (38), seorang warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut. Ia menambahkan bahwa banyak pasien dan tenaga medis berusaha dievakuasi di tengah situasi chaos.
Artikel Terkait: Truk Mi Instan Kecelakaan di Betung, Banyuasin, Warga Malah Jarah Muatan
Direktur RSI, Dr. Marwan, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi rumah sakit.
“Serangan drone dan pasukan darat membuat kami tidak bisa melanjutkan operasi. Unit perawatan intensif rusak parah, dan pasokan obat-obatan sudah habis sejak blokade diberlakukan,” katanya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera melalui CNN Indonesia.
Ia juga menegaskan bahwa RSI sebelumnya merupakan salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Gaza Utara.
Laporan dari Detik.com menyebutkan bahwa RSI adalah rumah sakit terakhir di Gaza Utara yang menyediakan layanan perawatan kanker dan jantung sebelum serangan ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa selain RSI, rumah sakit lain seperti RS Kamal Adwan, RS al-Shifa, RS al-Ahli, dan RS al-Awda juga telah lumpuh akibat serangan serupa dan blokade yang memutus pasokan bahan bakar, obat-obatan, dan peralatan medis.
“Sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total,” demikian pernyataan WHO, seperti dilansir JPNN.com.
Insiden ini memicu kecaman luas di kalangan internasional. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak gencatan senjata segera untuk mencegah kerugian lebih lanjut.
“Penyerangan terhadap fasilitas kesehatan adalah pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat diterima,” tegasnya. Sementara itu, unggahan di platform X menunjukkan keprihatinan publik, dengan salah satu pengguna menulis, “RS Indonesia adalah harapan terakhir bagi ribuan pasien, tapi kini hancur. Ini tragedi kemanusiaan.”
Militer Israel membenarkan operasi di sekitar RSI, dengan klaim bahwa Hamas menggunakan rumah sakit sebagai basis operasi militer, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh pihak Palestina dan tidak didukung bukti konkret dalam laporan yang tersedia. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyebut tindakan Israel sebagai “pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” sementara Norwegia menyoroti dampak blokade yang menghambat bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan langsung ke RSI. Namun, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 53.010 orang telah tewas sejak Oktober 2023 akibat konflik yang berlangsung.
Pihak berwenang setempat masih berupaya mengevakuasi pasien yang tersisa, meskipun akses ke fasilitas kesehatan lain sangat terbatas akibat kerusakan infrastruktur dan blokade yang terus berlangsung.
What's Your Reaction?






