Film Pembantaian Dukun Santet Tayang Perdana, Angkat Tragedi Kelam Banyuwangi 1998

Jakarta, 13 Mei 2025 – Film horor terbaru Indonesia, *Pembantaian Dukun Santet*, resmi tayang di bioskop sejak 8 Mei 2025 dan langsung menarik perhatian.
Disutradarai Azhar Kinoi Lubis, film berdurasi 1 jam 32 menit ini mengangkat kisah nyata tragedi pembantaian di Banyuwangi, Jawa Timur, tahun 1998, yang dikenal sebagai "Geger Santet Banyuwangi". Film produksi Pichouse Films dan MD Pictures ini mencatat 83.065 penonton pada hari pertama.
Berlatar tahun 1990-an, film ini berfokus pada Satrio (Kevin Ardilova), seorang santri di pesantren Banyuwangi. Kehidupan damai berubah mencekam saat sekelompok orang bertopeng menyerang, menuduh para guru sebagai dukun santet, dan melakukan pembunuhan brutal tanpa bukti.
Satrio berjuang mengungkap dalang teror sambil menghadapi rahasia kelam keluarganya terkait santet. “Film ini bukan horor biasa, penuh plot twist yang bikin penonton terus menebak,” ujar Ariyo Wahab, pemeran Ustadz Bagas, saat gala premiere di Epicentrum XXI, Jakarta, 5 Mei 2025.
Artikel Terkait: Fajar Noor dan Shabrina Leanor Memukau di Grand Final Indonesian Idol 2025, Pemenang Diumumkan 19 Mei
Film ini sempat menuai kontroversi. Awalnya berjudul *Lemah Santet Banyuwangi*, judul diubah menjadi *Pembantaian Dukun Santet* setelah protes masyarakat karena dianggap mencoreng citra daerah. Perubahan ini dilakukan untuk mencerminkan narasi historis yang lebih akurat dan menghormati sensitivitas lokal.
Tragedi Banyuwangi 1998 yang menjadi inspirasi film merupakan babak kelam sejarah Indonesia. Ratusan orang, termasuk ustadz dan warga, dibunuh atas tuduhan santet berdasarkan fitnah dan paranoia massal, diperparah ketegangan sosial pasca-reformasi.
Kelompok misterius yang dijuluki "ninja Banyuwangi" menjadi pelaku utama. “Film ini mengingatkan kita pada masa kelam 1998, ketika fitnah menghancurkan banyak nyawa,” kata Teuku Rifnu Wikana, pemeran Ustadz Ridwan.
Respon publik beragam. Di media sosial, banyak yang memuji film ini karena mengangkat isu stigma dan dampak pelabelan. Seorang netizen menulis, “Film ini nunjukin betapa bahayanya stigma dan labeling. Bener-bener buka mata.” Namun, beberapa penonton mengkritik alur cerita yang dianggap membingungkan karena plot twist kurang jelas.
Dibintangi Kevin Ardilova, Aurora Ribero, Kaneishia Yusuf, Teuku Rifnu Wikana, Ariyo Wahab, dan lainnya, film ini memadukan horor dengan kritik sosial.
*Pembantaian Dukun Santet* tidak hanya menawarkan ketegangan, tetapi juga mengajak penonton merefleksikan bahaya fitnah dan kekerasan kolektif, menjadikannya tontonan wajib bagi pecinta horor dan kisah berbasis sejarah.
What's Your Reaction?






