Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Dunia Hadapi Ancaman Krisis Energi

Iran ancam blokade Selat Hormuz pasca-serangan AS dan Israel, picu kekhawatiran krisis energi global. Ketahui pentingnya selat, pengelolaannya, negara yang bergantung, dan dampaknya bagi Indonesia.

Jun 24, 2025 - 13:32
Jun 24, 2025 - 15:09
 0
Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Dunia Hadapi Ancaman Krisis Energi

Jakarta, 24 Juni 2025  – Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz sebagai respons atas serangan militer Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklirnya. Ancaman ini memicu kekhawatiran global karena selat tersebut adalah jalur vital bagi pasokan minyak dunia.

Selat Hormuz Sebagai Jalur Strategis Distribusi Minyak Dunia

Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Samudra Hindia. Jalur ini hanya selebar 33 kilometer pada titik tersempit. Selat ini mengangkut sekitar 20 juta barel minyak per hari, atau 20 persen pasokan minyak global. Selat ini juga menjadi jalur utama ekspor gas alam cair dari Qatar.

Gangguan di Selat Hormuz dapat menyebabkan lonjakan harga minyak. Hal ini berpotensi memicu inflasi global. Rantai pasok energi dunia juga akan terganggu secara signifikan.

Negara-negara yang Terlibat dalam Pengelolaan Selat Hormuz

Secara geografis, Selat Hormuz dikelola oleh Iran di sisi utara dan Oman di sisi selatan. Iran menguasai pulau strategis seperti Qeshm. Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran kerap melakukan patroli di wilayah ini. Oman mengelola Semenanjung Musandam dan berperan menjaga stabilitas pelayaran.

Uni Emirat Arab memiliki wilayah di dekat selat, tetapi perannya terbatas. Menurut Konvensi Hukum Laut PBB, Selat Hormuz adalah perairan internasional. Hal ini menjamin hak lintas kapal untuk semua negara. Namun, Iran sering mengklaim kendali lebih besar saat ketegangan meningkat.

Amerika Serikat menjaga keamanan selat melalui Armada Kelima Angkatan Laut di Bahrain. Inggris juga berkontribusi dengan operasi anti-ranjau laut. Kehadiran militer ini meningkatkan ketegangan di kawasan.

Cina, Jepang dan Korea Paling Tergantung Dengan Selat Hormuz

China sangat bergantung pada Selat Hormuz. Sekitar 50 persen minyaknya diimpor melalui jalur ini. Gangguan pasokan dapat menghambat industri dan transportasi di China.

India mengimpor 80 persen minyaknya dari Timur Tengah melalui selat ini. Penutupan selat dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi India. Jepang mengimpor lebih dari 90 persen minyaknya dari Teluk. Krisis energi dapat melumpuhkan ekonominya.

Korea Selatan juga bergantung pada minyak Teluk. Negara-negara Eropa seperti Jerman dan Italia akan terkena dampak kenaikan harga minyak global. Negara eksportir seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan kehilangan pendapatan karena tidak dapat menyalurkan minyak.

Ancaman Iran Jika Konflik Semakin Meningkat

Ancaman blokade dipicu oleh serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni 2025. Amerika Serikat kemudian menyerang situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan pada 22 Juni 2025. Iran membalas dengan rudal balistik ke Israel, meningkatkan eskalasi.

Amerika Serikat meminta mediasi China untuk mencegah blokade. China, sebagai importir minyak besar, memiliki kepentingan menjaga selat tetap terbuka. Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat untuk mencari solusi.

Dampak bagi Indonesia

Indonesia tidak mengimpor minyak terbesar dari Teluk. Namun, kenaikan harga minyak global akan meningkatkan biaya bahan bakar. Hal ini dapat membebani anggaran subsidi energi di Indonesia.

Kenaikan harga bahan bakar akan mempengaruhi biaya transportasi. Hal ini dapat mendorong inflasi. Daya beli masyarakat berisiko menurun, terutama di kalangan berpenghasilan rendah.

Biaya logistik yang lebih tinggi dapat mengurangi daya saing ekspor Indonesia. Komoditas seperti minyak sawit dan batu bara akan terdampak. Kenaikan harga bahan pokok juga berpotensi memicu ketidakstabilan sosial.

Langkah Antisipasi Indonesia

Indonesia perlu memperkuat cadangan minyak nasional. Pemasok alternatif, seperti Afrika atau Amerika Latin, dapat menjadi solusi. Transisi ke energi terbarukan juga harus dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.

Hingga kini, Iran belum memblokade Selat Hormuz. Ancaman ini tetap menjadi sumber ketegangan global. Dunia menanti hasil mediasi internasional untuk mencegah krisis energi yang lebih luas.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0