Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang Tewaskan 12 Orang

Kecelakaan maut bus ALS di Padang Panjang, Sumatera Barat, pada 6 Mei 2025 tewaskan 12 orang dan lukai 23 lainnya.

May 7, 2025 - 08:33
 0
Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang Tewaskan 12 Orang

Padang Panjang, 7 Mei 2025 – Sebuah kecelakaan tragis menimpa bus Antar Lintas Sumatera (ALS) di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, pada Selasa pagi, 6 Mei 2025.

Insiden ini merenggut nyawa 12 orang dan melukai 23 lainnya, menambah catatan kelam kecelakaan transportasi di jalur lintas Sumatera yang rawan. Berikut adalah fakta-fakta lengkap dari peristiwa ini.

Kecelakaan melibatkan bus ALS bernomor polisi B 7512 FGA yang mengangkut penumpang dari Medan menuju Bekasi. Bus tersebut terguling ke sisi kiri setelah hilang kendali di jalan menurun dekat Terminal Bukit Surungan, Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat.

Akibatnya, 12 penumpang meninggal dunia, terdiri dari tujuh pria (termasuk satu balita) dan lima wanita (termasuk satu balita). Sebanyak 23 penumpang lainnya mengalami luka-luka, dengan 17 pria dan enam wanita dirawat di RSUD Padang Panjang, RS Yarsi, dan RS Ibnu Sina.

Jumlah total penumpang dilaporkan antara 34 hingga 48 orang, meskipun angka pasti masih dalam proses konfirmasi.

Peristiwa ini terjadi pada pukul 08.15 WIB, 6 Mei 2025, di Jalan Prof Hamka, sebuah jalur menurun yang dikenal sebagai titik rawan kecelakaan di Padang Panjang.

Lokasi kecelakaan berada di dekat Terminal Bukit Surungan, sebuah area strategis yang menghubungkan Bukittinggi dan Padang. Jalur ini sempat ditutup sementara untuk proses evakuasi, dengan lalu lintas dialihkan ke Jalan Veteran.

Korban tewas terdiri dari enam warga Sumatera Utara dan tiga warga Bekasi, dengan identitas sebagian besar telah dikonfirmasi oleh tim DVI Polda Sumbar.

Beberapa jenazah telah dijemput keluarga dari RSUD Padang Panjang, sementara empat lainnya dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk penyimpanan.

Sopir bus, yang kini dalam kondisi koma, dan kernet telah diamankan polisi untuk keperluan penyelidikan. Salah satu penumpang selamat, Desmon, menceritakan pengalaman mengerikan saat bus tiba-tiba oleng dan terguling.

Tim evakuasi melibatkan Polri, TNI, Basarnas, BPBD, PMI, Damkar, dan Dinas Perhubungan, yang bekerja keras mengevakuasi korban yang banyak terjepit di dalam bus.

Artikel Terkait: Prabowo Singgung Siswa Keracunan MBG karena Makan Tak Pakai Sendok, Ini Faktanya di Lapangan!

Berdasarkan penyelidikan awal polisi dan analisis rekaman CCTV, kecelakaan diduga disebabkan oleh rem blong. Bus melaju dengan kecepatan tinggi di jalur menurun sebelum menabrak tembok dan terguling.

Namun, penyebab pasti masih diselidiki oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Kepolisian dan Kementerian Perhubungan.

Faktor lain, seperti kondisi jalan, kelelahan sopir, atau pergantian sopir di Bukittinggi pada subuh hari, juga menjadi fokus penyelidikan.

Kementerian Perhubungan mencatat bahwa bus ini tidak memiliki izin operasi berdasarkan Aplikasi Mitra Darat, meskipun masa uji berkala kendaraan masih berlaku hingga 14 Mei 2025.

Bus ALS berangkat dari Medan menuju Bekasi, dengan perjalanan yang berlangsung normal hingga Bukittinggi, di mana sopir diganti pada dini hari.

Menurut Desmon, seorang penumpang selamat, tidak ada tanda-tanda masalah sebelum kecelakaan. Tiba-tiba, bus oleng, menabrak tembok, dan terguling.

Desmon berhasil keluar melalui kaca depan yang pecah. Rekaman CCTV menunjukkan bus melaju kencang tanpa tanda-tanda perlambatan sebelum kecelakaan.

Proses evakuasi berlangsung dramatis karena banyak korban terjepit. Alat berat digunakan untuk mengangkat bus, dan tim medis segera mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat.

Kapolda Sumbar, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, mengunjungi lokasi kecelakaan dan korban di rumah sakit. Ia memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan mendirikan posko DVI di RSUD Padang Panjang untuk identifikasi korban.

Tim trauma healing dikerahkan untuk mendampingi korban, khususnya anak-anak. Pemerintah Kota Padang Panjang membuka posko terpadu dan menyediakan hotline (0811 6667 118) untuk membantu keluarga korban.

Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan KNKT untuk mengusut status operasional bus dan potensi kelalaian pengelola armada ALS.

Kecelakaan ini menyoroti masalah keselamatan transportasi di jalur lintas Sumatera, khususnya di jalur menurun seperti Bukit Surungan.

Tingginya angka korban jiwa, termasuk anak-anak, memicu seruan untuk pengawasan ketat terhadap izin operasi bus dan kondisi teknis kendaraan.

Pemerintah daerah diminta mempertimbangkan penambahan rambu peringatan atau pembatas kecepatan di lokasi rawan. Jasa Raharja dan pihak terkait diharapkan memastikan kompensasi yang adil bagi keluarga korban serta perawatan optimal bagi korban luka.

Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam transportasi umum. Penyelidikan yang transparan dan tindakan pencegahan yang konkrit diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa depan.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0
Rama Angriawan Hai, saya penulis baru!