Menghapus Bayang-Bayang Premanisme, Operasi Berantas Jaya 2025 Tangkap 3.599 Orang

Polda metro Jaya berhasil amankan ribuan preman dan anggota ormas dalam operasi berantas jaya

May 26, 2025 - 15:24
 0
Menghapus Bayang-Bayang Premanisme, Operasi Berantas Jaya 2025 Tangkap 3.599  Orang

Jakarta, 26 Mei 2025 - Di sudut-sudut ramai Pasar Tanah Abang dan terminal-terminal sibuk Jadetabek, spanduk organisasi masyarakat (ormas) seperti Pemuda Pancasila (PP) dan GRIB pernah menjadi pemandangan yang menakutkan. Spanduk-spanduk ini, bersama dengan posko-posko ilegal, kerap digunakan untuk mengintimidasi pedagang kaki lima dan sopir angkutan, yang dipaksa membayar pungutan liar demi “keamanan.” Namun, pada 9-23 Mei 2025, Polda Metro Jaya meluncurkan Operasi Berantas Jaya 2025, sebuah langkah tegas untuk menumpas premanisme yang meresahkan warga Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

“Dari hasil penanganan Operasi Berantas Jaya perlu saya sampaikan yang berhasil kita amankan ada kurang lebih sebanyak 3.599 orang yang terlibat dalam kasus premanisme,” ujar Karoops Polda Metro Jaya Kombes I Ketut Gede Wijatmika kepada wartawan, Senin (26/5). Operasi ini, yang berlangsung selama dua pekan, berhasil menangkap ribuan pelaku, termasuk anggota ormas, geng motor, dan debt collector, yang melakukan pemerasan, penganiayaan, hingga membawa senjata tajam.

Pungli yang Merampas Ketenangan Warga

Operasi ini dipicu oleh keluhan warga yang telah lama tertekan oleh aksi premanisme, terutama pasca-libur Lebaran, ketika aktivitas ekonomi meningkat. Pedagang di pasar tradisional, sopir angkutan, dan pekerja proyek konstruksi menjadi sasaran utama. Pungutan liar bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, sering kali disertai ancaman kekerasan. Salah satu kasus menonjol terjadi di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, di mana sekelompok anggota ormas PP menghentikan pembangunan sistem parkir elektronik secara paksa, mengklaim telah mengelola lahan parkir selama delapan tahun.

“Dalam 11 hari terakhir itu ada 2.406 orang yang diamankan,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan skala operasi hingga pertengahan Mei. Dari jumlah tersebut, 348 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk 56 anggota ormas seperti PP dan GRIB. Polisi juga menyita 372 barang bukti, termasuk 93 senjata tajam, 89 kendaraan roda dua, 4 kendaraan roda empat, 137 unit handphone, 20 kartu tanda anggota ormas, dan uang tunai Rp85.247.500.

Membongkar Jaringan Premanisme

Selain penangkapan, polisi menertibkan 1.801 atribut ormas berupa spanduk dan bendera yang dipasang di ruang publik, serta membongkar 130 posko ormas ilegal. “Bersama-sama melakukan penertiban terhadap atribut-atribut ormas, setidaknya ada 405 atribut yang ditertibkan ya itu bersama-sama,” ujar Kombes Ade Ary. Posko-posko ini sering menjadi basis operasi pungutan liar, dengan spanduk dan kartu anggota digunakan untuk melegitimasi aksi kriminal.

Polda Metro Jaya juga sedang mendalami aliran dana hasil pungutan liar. “Kami sedang dalami apakah ada aktor intelektual di balik ini,” kata Kombes Wijatmika, menyinggung kemungkinan adanya jaringan besar di balik praktik premanisme. Dana sebesar Rp85.247.500 dan satu rekening bank yang disita diduga berasal dari pemerasan di pasar, terminal, dan parkir liar. Meski begitu, polisi menegaskan tidak ada bukti keterlibatan aparat atau TNI dalam praktik ini.

Suara Masyarakat dan Dukungan Publik

Di media sosial, warga Jadetabek menyuarakan keresahan mereka. Akun @jakartapedagang di X mengungkapkan, “Dipaksa bayar Rp50.000 per hari di Pasar Tanah Abang. Ancaman kekerasan membuat saya takut menolak.” Sementara @warga_bekasi menulis, “Spanduk ormas menakutkan. Warga enggan melapor karena takut balas dendam.” Keresahan ini mendorong polisi untuk mengimbau masyarakat melapor tanpa takut, dengan jaminan perlindungan identitas. “Kami berharap bekerjasama dengan semua pihak tentang pemberantasan preman ini, kita lakukan terus menerus secara bersama-sama supaya memberikan perlindungan kepada masyarakat,” tegas Kombes Ade Ary.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni memberikan dukungan penuh. “Apresiasi kinerja Polda Metro Jaya yang sigap memberantas preman melalui Operasi Berantas Jaya 2025. Jangan cuma ekornya, kepalanya harus ditangkap agar efek jera maksimal,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan urgensi untuk menindak tidak hanya pelaku lapangan, tetapi juga pimpinan jaringan premanisme.

Langkah Menuju Jadetabek yang Aman

Meski Operasi Berantas Jaya 2025 telah selesai, Polda Metro Jaya melanjutkan Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) untuk memastikan keamanan. “Sehingga harapannya situasi kamtibmas di wilayah Polda Metro terkait masalah premanisme maupun tawuran bisa kita kendalikan dan situasi bisa aman dan tertib,” jelas Kombes Wijatmika. Operasi ini menjadi secercah harapan bagi pedagang, sopir, dan warga Jadetabek yang telah lama hidup dalam tekanan.

Namun, tantangan tetap besar. Premanisme, yang sering berkedok ormas, memiliki akar kuat di masyarakat urban. Langkah tegas Polda Metro Jaya, bersama TNI dan pemerintah daerah, menunjukkan komitmen untuk menciptakan Jadetabek yang bebas dari bayang-bayang ketakutan, di mana warga dapat beraktivitas tanpa ancaman pungutan liar atau intimidasi.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0