SPMB Sumut 2025 Resmi Dibuka: Jalur Domisili Gantikan Zonasi, Pendaftaran Online Mulai 15 Mei
SPMB SMA-SMK Sumut 2025 Resmi Dibuka: Pendaftaran Online dan Kuota Beragam Diharapkan Perkuat Pendidikan yang Merata

Medan, Alltodays.com - Sistem Penerimaan Murid Baru atau yang disebut dengan SPMB untuk jenjang SMA sederahat di Sumatera Utara tahun ajaran 2025/2026 telah resmi dibuka pada 15 mei lalu.
Disdik Provinsi Sumatera Utara telah mengumumkan sejumla perubahan signifikan dalam sistem penerimaan kali ini.
Proses pendaftaran akan dilakukan secara online melalui portal resmi spmbsumutberkah.disdik.sumutprov.go.id dan apispmb.disdik.sumutprov.go.id. Diharapkan para orang tua bisa menggunakan gawainya untuk mendaftar secara online ini.
Penerapan SPMB 2025 ini tentu punya tujuan untuk mewujudkan proses penerimaan yang lebih tertib, jujur, dan punya sifat transparansi terhadap calon peserta didik baru.
Hal ini diperkuat dengan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh kepala daerah se-Sumut, sebagaimana diselenggarakan oleh Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sumut pada 14 Mei 2025 di Hotel Grand Mercure Maha Cipta Medan Angkasa.
Untuk jenjang SMA sederajat, kuota seleksi akan dibagi menjadi empat bagian. Bagian tersebut antara lain; afirmasi (ekonomi tidak mampu dan disabilitas) sebesar 30%, mutasi 5%, domisili 35%, dan prestasi 35%.
Sementara itu, untuk SMK, kuota dialokasikan untuk jalur afirmasi 15%, prestasi 10%, domisili 10%, dan prestasi nilai rapor 65%. “Perubahan istilah dari zonasi ke domisili memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih sekolah sesuai domisili mereka, sehingga prosesnya lebih inklusif,” kata Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan Sumut, Tajuddin Idris, sebagaimana dilansir oleh diskominfo.sumutprov.go.id.
Jadwal SPMB 2025 mencakup pendaftaran online yang telah dimulai sejak 15 Mei 2025, dengan tahap lanjutan untuk cabang dinas wilayah I hingga VI pada 9-14 Juni 2025. Daya tampung untuk jenjang SMA tahun ini mencakup 438 sekolah dengan 2.627 rombongan belajar (kelas) dan total 94.579 siswa.
Namun, beberapa wali murid menyampaikan kekhawatiran terkait akses internet di daerah terpencil. “Kami berharap ada bantuan teknis dari pemerintah untuk daerah yang sinyalnya lemah,” ungkap Ibu Rina, seorang warga dari Kabupaten Tapanuli Selatan.
What's Your Reaction?






