Fenomena Langka! Gerhana Matahari Sebagian Akan Hiasi Langit pada 12 Juni 2025

Fenomena gerhana matahari sebagian terjadi hari ini, 12 Juni 2025, dan dapat diamati di Eropa, Asia Utara, Afrika Utara, dan Amerika Utara. Meski tak tampak dari Indonesia, masyarakat bisa menyaksikannya lewat siaran langsung NASA.

Jun 12, 2025 - 09:45
Jun 12, 2025 - 09:46
 0
Fenomena Langka! Gerhana Matahari Sebagian Akan Hiasi Langit pada 12 Juni 2025

Jakarta, 12 Juni 2025 – Hari ini, para penggemar astronomi di seluruh dunia bersiap menyaksikan fenomena gerhana matahari sebagian yang terjadi pada 12 Juni 2025. Meskipun tidak tampak dari wilayah Indonesia, peristiwa langka ini tetap menjadi sorotan karena dapat diamati dari sejumlah kawasan seperti Eropa, Asia Utara, Afrika Utara, Amerika Utara, Samudra Atlantik, dan Samudra Arktik. Gerhana ini terjadi saat Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga sebagian cahaya Matahari tertutup oleh bayangan Bulan.

Menurut laporan Kompas.com pada 3 Januari 2025, gerhana matahari sebagian kali ini merupakan satu dari empat fenomena gerhana yang terjadi sepanjang tahun. “Sayangnya, Indonesia tidak berada dalam jalur pengamatan gerhana ini, tetapi masyarakat tetap dapat mengikuti melalui siaran langsung daring,” tulis Kompas.com. NASA juga menyebutkan bahwa puncak gerhana terjadi sekitar pukul 10.47 UTC atau 17.47 WIB, dengan penutupan Matahari hingga 93 persen di wilayah tertentu.

James Carter, pengamat langit amatir asal London, Inggris, menyampaikan antusiasmenya. “Saya sudah menyiapkan teleskop dengan filter matahari sejak pagi. Fenomena seperti ini selalu bikin takjub, apalagi langit cerah hari ini,” ujar pria berusia 35 tahun itu melalui platform X. Ia menambahkan, “Konjungsi posisi Matahari, Bulan, dan Bumi yang tepat menciptakan pemandangan luar biasa, meski hanya sebagian Matahari yang tertutup.”

Gerhana matahari sebagian terjadi karena Bulan tidak menutupi seluruh piringan Matahari, sehingga hanya bayangan penumbra yang jatuh ke permukaan Bumi. Akibatnya, Matahari akan tampak seperti sabit atau tergigit sebagian. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa hanya wilayah yang berada dalam jalur penumbra yang dapat mengamati fenomena ini secara langsung.

Sementara itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) turut menarik perhatian dengan proyek Proba-3. Menurut detikcom pada 11 Juni 2025, ESA mengklaim dapat menciptakan gerhana buatan untuk meneliti korona Matahari secara lebih mendalam. “Ini adalah langkah inovatif untuk memahami dinamika Matahari tanpa menunggu gerhana alami,” tulis detikcom.

Bagi masyarakat Indonesia, meskipun tidak dapat menyaksikan langsung, fenomena ini tetap dapat dinikmati secara virtual melalui siaran langsung di kanal resmi NASA di YouTube atau platform X. Penting untuk diingat bahwa mengamati gerhana secara langsung tanpa perlindungan mata yang tepat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina. “Gunakan kacamata gerhana bersertifikat atau proyektor lubang jarum untuk keamanan,” kata Dr. Andi Pangerang, peneliti BRIN, dalam wawancara dengan IDN Times pada 9 Januari 2025.

Gerhana matahari sebagian ini menjadi pengingat akan keindahan dan keteraturan alam semesta. Meski tak dapat disaksikan dari langit Nusantara, masyarakat tetap bisa menikmati momen langka ini melalui teknologi dan informasi yang tersedia secara daring.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0