Invasi Darat Israel ke Gaza Berakhir Tragis: Ribuan Pasukan IDF Tewas dan Hilang

Invasi darat Israel ke Gaza pada 20 Agustus 2025 berubah menjadi bencana besar. Lebih dari 10.000 tentara IDF tewas, hilang, atau ditawan Hamas hanya dalam 48 jam.

Aug 26, 2025 - 08:25
 0
Invasi Darat Israel ke Gaza Berakhir Tragis: Ribuan Pasukan IDF Tewas dan Hilang

Pada 20 Agustus 2025, Israel akhirnya meluncurkan invasi darat besar-besaran ke Jalur Gaza, langkah yang selama ini ditunggu para pendukung garis keras di Tel Aviv. Sebanyak 30.000 pasukan IDF memasuki Gaza dengan tank Merkava terbaru, kendaraan lapis baja, artileri mobile, serta dukungan udara. Target utama mereka adalah Khan Younis, kota besar di Gaza Selatan yang disebut sebagai markas besar Hamas. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan penuh percaya diri menyebut operasi ini sebagai langkah final untuk menghancurkan perlawanan. Namun sejak awal, para analis internasional telah meragukan rencana tersebut.

Kenyataan pahit langsung terlihat begitu pasukan IDF memasuki jalan-jalan sempit Gaza. Hamas yang digambarkan lemah ternyata telah menyiapkan perangkap matang. Jalan penuh ranjau, rumah kosong yang dijadikan bom, hingga rudal anti-tank Kornet yang menghantam Merkava dari jarak dekat. Puluhan kendaraan terbakar hanya dalam beberapa jam. Media sosial Palestina bahkan menyebut Merkava sebagai “kaleng susu impor” karena mudah dihancurkan.

Upaya IDF mengandalkan jet tempur F-16, F-35, dan helikopter Apache juga tak berjalan mulus. Hamas dengan sistem anti-pesawat portabel dan pertahanan tersembunyi membuat langit Gaza menjadi kuburan bagi burung besi Israel. Beberapa drone dan helikopter ditembak jatuh, memicu kepanikan di pasukan darat.

Situasi memburuk pada malam hari. Brigade Al-Qassam meluncurkan operasi “Bayangan Palestina,” sebuah misi penculikan senyap melalui jaringan terowongan. Dalam satu malam, ratusan tentara Israel, termasuk puluhan komandan, hilang tanpa jejak. Pagi hari disambut kepanikan: tenda kosong, komunikasi hening, dan barisan pasukan tanpa pemimpin. Moral IDF runtuh seketika.

Saat fajar 21 Agustus tiba, Hamas mengirimkan beberapa jenazah tentara yang diculik ke perbatasan Gaza dengan pesan tegas: “Kami bisa mengambil siapa saja yang kami mau, hidup atau mati.” Pesan itu menghancurkan mental IDF jauh lebih cepat daripada bom. Ribuan pasukan Israel yang terjebak di Khan Younis kini tidak bisa maju, tidak bisa mundur, hanya menunggu serangan dari segala arah.

Hamas melancarkan gempuran simultan dari bawah tanah, reruntuhan, hingga serangan mortir jarak jauh. Ribuan tentara Israel tewas dalam hitungan jam, ratusan kendaraan tempur hancur, dan Khan Younis dipenuhi bangkai tank terbakar. Dalam 48 jam pertama, laporan tidak resmi menyebutkan lebih dari 10.000 tentara IDF tewas, hilang, atau ditawan. Kerugian sebesar itu belum pernah dialami Israel sepanjang sejarah militernya.

Di Tel Aviv, kabinet perang Netanyahu terpecah. Sebagian menteri menuduhnya gegabah mengirim puluhan ribu pasukan tanpa rencana mundur jelas. Oposisi menuding invasi ini lebih merupakan ambisi politik pribadi. Sementara itu, keluarga tentara memenuhi jalan-jalan, menuntut jawaban. “Anak-anak kami dikirim ke Gaza seperti domba ke rumah jagal,” teriak seorang ibu tentara dalam demonstrasi besar.

Reputasi internasional Israel pun merosot tajam. Media Barat yang biasanya membela kini menyebut operasi ini sebagai kesalahan strategis terbesar abad ini. Meme-meme satir membanjiri media sosial, menyebut invasi tiga hari yang dijanjikan Netanyahu hanya berhasil menghancurkan IDF sendiri.

Hamas semakin percaya diri, menyebut Gaza sebagai “kuburan kesombongan Israel.” Dunia internasional kini melihat peristiwa 20–21 Agustus 2025 sebagai titik balik besar, ketika mitos kekuatan IDF runtuh di tangan perlawanan Gaza. Alih-alih meraih kemenangan, Israel justru kehilangan ribuan prajurit, ratusan kendaraan, dan yang paling fatal: wibawa militer yang selama puluhan tahun dijadikan modal diplomasi.

Kini dunia menunggu apakah Tel Aviv akan terus maju dengan kesombongan yang sama, atau akhirnya menyadari bahwa Gaza bukan tanah jajahan, melainkan kuburan bagi ambisi mereka.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0