Israel Bersiap Cegat Global Sumut Flotila, Italia dan Spanyol Kirim Kapal Perang Kawal Bantuan Gaza

Situasi di Laut Mediterania kembali memanas setelah Israel menyatakan kesiapan melancarkan operasi militer untuk menghadang Global Sumut Flotila, sebuah konvoi kapal bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Armada ini diperkirakan akan tiba di perairan Gaza dalam empat hari mendatang. Upaya Israel tersebut dinilai menjadi sinyal kuat meningkatnya ketegangan, terutama karena Italia dan Spanyol juga telah mengirim kapal perang untuk mengawal perjalanan flotila tersebut.

Global Sumut Flotila sendiri merupakan aksi solidaritas internasional untuk Palestina yang melibatkan partisipasi dari 44 negara. Konvoi ini bertujuan menembus blokade Israel terhadap Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan. Namun, sejak pergerakannya dimulai, kapal flotila dilaporkan sudah beberapa kali mendapat serangan rudal, membuat kondisi semakin berisiko.

Media resmi Israel, KAN, melaporkan bahwa Unit Komando Angkatan Laut Israel telah melakukan latihan intensif untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi di laut. Israel berargumen bahwa jalur laut bukanlah akses sah bagi distribusi bantuan ke Gaza, dan menegaskan bahwa bantuan seharusnya disalurkan melalui pelabuhan Askelon, Siprus, atau Vatikan.

Sementara itu, media Israel Wala memberitakan bahwa sejumlah rumah sakit telah bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan jatuhnya korban jiwa akibat bentrokan. Juru bicara IDF, Brigjen Evi Devrin, juga mengonfirmasi bahwa pencegatan terhadap Global Sumut Flotila merupakan bagian dari rencana pertahanan Israel.

Italia dan Spanyol yang menyatakan dukungan penuh terhadap misi kemanusiaan tersebut, resmi mengirimkan kapal perang militer untuk mengawal perjalanan konvoi bantuan. Kehadiran kapal-kapal militer ini menandakan bahwa bentrokan di laut terbuka bukan lagi kemungkinan, melainkan ancaman nyata yang bisa memicu pertempuran berskala internasional.

Situasi ini menempatkan kawasan Mediterania dalam kondisi waspada tinggi. Dengan dua kekuatan Eropa mengawal flotila, Israel kini menghadapi dilema diplomatik sekaligus militer yang bisa menjadi titik eskalasi baru dalam konflik berkepanjangan terkait Gaza.