Kelaparan di Gaza Kian Parah, Warga Bertaruh Nyawa Demi Tepung dan Beras
Warga Gaza Utara menghadapi kelaparan ekstrem. Anak-anak dan orang tua rela bertaruh nyawa demi mendapatkan bantuan pangan di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.

Kondisi kelaparan di Gaza semakin mencekam dan menciptakan penderitaan luar biasa bagi warga sipil, terutama anak-anak dan orang tua. Di Gaza Utara, keluarga-keluarga Palestina terlihat mengangkut karung-karung tepung di pundak dan punggung mereka, usai mengakses bantuan yang dikumpulkan dari titik-titik distribusi di dekat perbatasan Zikim dengan Israel. Banyak dari mereka harus berdesakan di atas truk yang penuh sesak dengan orang dan perbekalan, sementara yang lain terpaksa berjalan kaki dalam perjalanan pulang yang melelahkan dan penuh risiko.
Sabrin Hasona, seorang warga dari kamp pengungsi Syati, mengungkapkan bahwa ia datang untuk mendapatkan tepung demi anak-anaknya yang sudah lebih dari seminggu tidak merasakannya. Ia bersyukur masih bisa membawa pulang satu kilogram beras, meski harus melaluinya dengan susah payah.
Situasi ini terjadi di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap Israel, yang dituduh menghambat distribusi bantuan dan menyebabkan kelaparan massal. Laporan mengenai kematian akibat kelaparan, pembunuhan, serta kesulitan akses bantuan terus meningkat, memperkuat tekanan global agar krisis kemanusiaan di Gaza segera diakhiri.
What's Your Reaction?






