Kerusakan Fasilitas Umum Warnai Aksi Unjuk Rasa di Kawasan DPR-MPR dan Slipi

Aksi unjuk rasa yang berlangsung di sekitar gedung DPR-MPR pada Senin kemarin meninggalkan kerusakan cukup parah pada sejumlah fasilitas umum di Jakarta Barat. Pos polisi lalu lintas di perempatan Slipi menjadi sasaran amuk massa, sementara lampu lalu lintas di jalur menuju Jalan Petamburan juga dirusak. Selain itu, penghalang beton di sepanjang Jalan Palmerah ikut dibongkar hingga menutup sebagian badan jalan. Bahkan dahan pohon di sekitar lokasi juga dipatahkan massa dan berserakan di jalan raya.

Kerusakan paling terlihat terjadi di kawasan Slipi dan Jalan Palmerah Utara, yang menjadi jalur sibuk menuju pasar dan titik lalu lintas utama. Pasca kerusuhan, petugas kebersihan bekerja keras membersihkan pecahan kaca serta sisa material aksi. Beberapa motor yang sempat dibakar massa sudah diangkut, namun pembatas jalan dari beton masih tergeletak dan belum dikembalikan ke posisi semula. Hal ini menyebabkan penyempitan jalan hingga hanya tersisa satu lajur aktif di tiap arah, sehingga arus kendaraan dari Tangerang menuju Jakarta maupun sebaliknya terganggu.

Pantauan di lapangan menunjukkan petugas PPSU atau pasukan oranye berusaha mengembalikan pembatas beton ke tengah jalan. Namun tanpa bantuan alat berat, pekerjaan itu sulit dilakukan. Hingga pagi hari setelah aksi, situasi di Slipi masih tampak dipenuhi aparat kepolisian yang berjaga, sementara lalu lintas tersendat di kawasan Palmerah akibat material jalan yang belum dirapikan.

Selain kemacetan, warga juga diimbau untuk tetap waspada terhadap kualitas udara di sekitar lokasi. Sisa gas air mata yang digunakan untuk membubarkan massa masih terasa di udara, sehingga masyarakat yang melintasi kawasan Slipi dan Palmerah disarankan menggunakan masker. Kondisi ini menjadi perhatian serius, terutama di jam sibuk pagi hari ketika aktivitas warga mulai meningkat.