Los Angeles Dilanda Kerusuhan Hebat, AS Kerahkan 700 Marinir dan 2.000 Garda Nasional untuk Redam Kekacauan
Los Angeles, 10 Juni 2025 – Kota Los Angeles, California, tenggelam dalam kekacauan selama tiga hari terakhir akibat kerusuhan yang dipicu oleh protes terhadap kebijakan imigrasi ketat Presiden Donald Trump. Demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi aksi anarkis dengan penjarahan toko, pembakaran mobil, dan bentrokan sengit antara massa dan aparat keamanan. Untuk mengendalikan situasi, pemerintah federal mengerahkan 700 personel Korps Marinir dan 2.000 tentara Garda Nasional, menandakan eskalasi serius dalam penanganan krisis ini.

Jakarta, 10 Juni 20425 - Kekerasan Meningkat di Jantung Kota. Kerusuhan bermula dari penggerebekan imigrasi massal yang dianggap sewenang-wenang oleh warga, menyulut kemarahan ribuan demonstran. Aksi protes yang menentang larangan masuk warga dari 12 negara, termasuk Myanmar, Afghanistan, dan Iran, yang diberlakukan pada 9 Juni 2025, berubah menjadi kekerasan. Menurut *Tribunnews*, massa memblokir jalanan utama, menjarah toko-toko di pusat kota, dan membakar sejumlah kendaraan. “Saya melihat asap di mana-mana, toko tetangga dihancurkan. Ini seperti zona perang,” ujar Juan Martinez, seorang pemilik toko di Downtown Los Angeles, kepada *Kompas.com*.
Kepolisian Los Angeles (LAPD) telah menetapkan status “tactical alert” dan mendeklarasikan aksi demonstrasi sebagai “unlawful assembly” setelah polisi diserang dengan batu dan botol. Meski begitu, kekerasan terus meluas, dengan laporan di media sosial X menunjukkan aksi penjarahan dan kebakaran masih berlangsung hingga pagi ini.
Respons Militer dan Ketegangan Politik
Untuk meredam situasi, Presiden Trump memerintahkan pengerahan 2.000 tentara Garda Nasional, tetapi hanya 300 personel yang telah tiba di Los Angeles. Sebagai langkah darurat, 700 Marinir dikerahkan, sebuah tindakan yang jarang terjadi sejak serangan 11 September 2001. “Kami tidak punya pilihan lain. Situasi di Los Angeles di luar kendali,” ujar seorang pejabat Pentagon yang enggan disebut namanya, dikutip.
Namun, langkah ini memicu ketegangan dengan otoritas California. Gubernur Gavin Newsom mengecam keras kebijakan Trump, menyebutnya sengaja memprovokasi kekacauan untuk membenarkan tindakan represif. “Trump ingin kekacauan agar dia bisa menguasai situasi dengan tangan besi,” tegas Newsom, seperti dikutip *Kompas.com*. Sebaliknya, Trump menyerang balik Newsom, menyebutnya “tidak kompeten” dan gagal mengendalikan krisis. “Saya tidak ingin perang saudara, tetapi jika diserahkan kepada orang seperti Newsom, itulah yang akan terjadi,” ujar Trump dalam wawancara dengan *AFP*.
Dampak dan Reaksi Publik
Kerusuhan ini telah menyebabkan kerugian material yang signifikan, dengan puluhan toko rusak dan kendaraan hangus terbakar. Wali Kota Los Angeles Karen Bass, bersama Newsom, menggugat administrasi Trump atas pengerahan pasukan, menyebutnya melanggar otonomi negara bagian. “Kami butuh dialog, bukan tank di jalanan,” kata Bass dalam konferensi pers.
Warga setempat menyuarakan keprihatinan atas dampak kerusuhan. “Kami cuma ingin keadilan untuk komunitas kami, tapi sekarang kota ini hancur,” ujar Maria Lopez, seorang warga Boyle Heights, kepada *SindoNews*. Data awal memperkirakan kerugian ekonomi mencapai jutaan dolar, dengan sektor ritel dan pariwisata di Los Angeles terpukul keras.
PBB Serukan Dalog
Saat ini, situasi di Los Angeles tetap tegang, dengan pasukan keamanan berjaga di titik-titik rawan. Pemerintah federal berjanji untuk mengevaluasi kebijakan imigrasi yang memicu protes, tetapi belum ada tanda-tanda de-eskalasi dari kedua belah pihak. Masyarakat internasional, termasuk PBB, menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan di AS, menyerukan dialog untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
*Pantau perkembangan berita ini untuk informasi terkini.*
What's Your Reaction?






