Novel Baswedan Pimpin Satgassus Penerimaan Negara, Fokus Tingkatkan Pengawasan Pajak dan Korupsi
Novel Baswedan ditunjuk jadi Wakil Kepala Satgassus Penerimaan Negara. Diharapkan bantu pengawasan pajak dan pemberantasan korupsi lintas instansi.

Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, resmi ditunjuk sebagai Wakil Kepala Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pengumuman ini disampaikan melalui konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, pada Senin (16/6/2025). Novel diharapkan mendukung peran Satgassus di bawah Herry Muryanto dalam pengawasan fiskal dan upaya pemberantasan korupsi demi optimalisasi penerimaan negara.
Penunjukan Novel Baswedan langsung menyita perhatian publik karena latar belakangnya yang kuat dalam pemberantasan korupsi.
“Novel Baswedan adalah sosok yang memiliki integritas dan pengalaman luas dalam pemberantasan korupsi. Penunjukannya di Satgassus ini adalah langkah strategis untuk memastikan penerimaan negara tidak bocor akibat praktik korupsi,” ujar Direktur Eksekutif Transparency International Indonesia, Danang Widoyoko, kepada media.
Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara, yang dibentuk atas arahan Presiden Prabowo Subianto, bertugas mengawasi dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak, bea cukai, dan sumber daya lainnya.
Baca Juga: Institut Sains Weizmann Dibombardir Rudal Iran, Eskalasi Baru Konflik Tel Aviv–Teheran
Tugas utama Novel sebagai wakil kepala meliputi koordinasi dengan instansi seperti Direktorat Jenderal Pajak, Bea Cukai, dan KPK untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. “Kami akan bekerja keras untuk memastikan setiap rupiah yang menjadi hak negara benar-benar masuk ke kas negara, bukan ke kantong pribadi,” tegas Novel dalam pernyataan resminya.
Penunjukan ini bukan tanpa kontroversi. Sejumlah pihak mempertanyakan latar belakang Novel yang sempat bersitegang dengan Polri, terutama setelah kasus penyiraman air keras yang menimpanya pada 11 April 2017. Hingga kini, dalang di balik serangan tersebut belum terungkap, meskipun dua pelaku, Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette, telah divonis masing-masing 2 tahun dan 1,5 tahun penjara pada 2020.
“Saya harap penunjukan ini menjadi sinyal positif bahwa Polri serius mendukung pemberantasan korupsi, tapi kami tetap menuntut keadilan atas kasus Novel yang belum tuntas,” ujar seorang aktivis antikorupsi di Jakarta, yang enggan disebut namanya.
Sebelumnya, Novel juga sempat mengungkapkan kejanggalan dalam persidangan kasus penyiramannya. Dalam wawancara dengan Kompas.com pada 18 Mei 2020, ia menyatakan, “Saksi-saksi penting yang mengetahui kejadian sebelum penyerangan tidak diperiksa. Ini menunjukkan adanya upaya pengaburan fakta.”
Pernyataan ini mengacu pada absennya sejumlah saksi kunci yang diduga memiliki informasi penting tentang perencanaan serangan tersebut.
Meski demikian, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa penunjukan Novel tidak terkait dengan masa lalunya, melainkan berdasarkan kompetensinya. “Novel memiliki pengalaman dan keberanian dalam mengungkap kasus besar. Kami butuh sosok seperti ini untuk memperkuat Satgassus,” ujar Listyo dalam konferensi pers.
Ia juga menambahkan bahwa Satgassus akan bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memastikan tidak ada celah bagi praktik korupsi.
Sejumlah pengamat menilai langkah ini sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki citra Polri di mata publik, terutama dalam hal pemberantasan korupsi. “Ini momentum bagi Novel untuk membuktikan bahwa pengalamannya di KPK bisa diterapkan dalam lingkup yang lebih luas,” kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andi Rahman.
Dengan pengalaman Novel yang mencakup penanganan kasus-kasus besar dan reputasinya sebagai penyidik yang tegas, publik kini menantikan langkah konkret Satgassus dalam meningkatkan penerimaan negara.
Namun, tantangan besar menanti, termasuk koordinasi lintas instansi dan potensi resistensi dari pihak-pihak yang selama ini diuntungkan oleh kebocoran anggaran. “Kami berharap ini bukan sekadar seremoni, tapi benar-benar membawa perubahan,” ujar seorang pegawai pajak di Jakarta, yang turut menyaksikan pengumuman tersebut.
Pemerintah menargetkan peningkatan penerimaan negara hingga 15% dalam dua tahun ke depan melalui kerja Satgassus. Dengan Novel Baswedan di jajaran pimpinan, harapan untuk mewujudkan target tersebut kini menjadi sorotan.
What's Your Reaction?






