Pernyataan Kontroversial Menkes soal Gaji Rp15 Juta Picu Polemik

Jakarta, Alltodays.com– Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, memicu kontroversi setelah menyatakan bahwa orang dengan gaji Rp15 juta per bulan pasti lebih sehat dan pintar dibandingkan mereka yang berpenghasilan Rp5 juta.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara diskusi tentang pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Maju 2045, yang digelar di Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Namun, pernyataan tersebut menuai kritik tajam dari berbagai kalangan karena dianggap menyederhanakan isu kesehatan dan kecerdasan.
Menkes Budi menjelaskan bahwa gaji Rp15 juta mencerminkan kemampuan seseorang untuk mengakses layanan kesehatan yang lebih baik, pendidikan berkualitas, dan gaya hidup sehat.
“Kalau seseorang sehat dan pintar, dia pasti bisa menghasilkan Rp15 juta per bulan. Sebaliknya, kalau tidak sehat dan tidak pintar, sulit untuk mencapai pendapatan sebesar itu,” ujar Budi, seperti dikutip dari video yang diunggah oleh Merdeka.com pada 17 Mei 2025. Ia menambahkan, pendapatan rata-rata Rp15 juta per bulan menjadi salah satu target untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
Pernyataan ini langsung memicu reaksi beragam di kalangan masyarakat dan tokoh publik. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar, Yahya Zaini, menilai pernyataan Menkes tidak tepat dan cenderung generalisasi.
Artikel Terkait: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara Hancur Akibat Serangan Militer Israel
“Kesehatan dan kecerdasan tidak bisa diukur hanya dari besarnya gaji. Banyak faktor lain, seperti akses layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, yang lebih menentukan,” tegas Yahya, sebagaimana dilansir *Detik.com* pada 18 Mei 2025. Ia juga meminta Menkes lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan yang dapat memicu persepsi negatif di masyarakat.
Di media sosial, khususnya platform X, pernyataan Menkes menjadi topik hangat. Seorang pengguna dengan akun @BudiSantoso76 menulis, “Menkes bilang gaji Rp15 juta bikin lebih sehat dan pintar? Ini kok kayak meremehkan yang gaji kecil. Banyak orang gaji UMR tetap sehat dan cerdas!”
Sementara itu, warga Jakarta, Slamet Riyadi, seorang pedagang kecil berusia 45 tahun, mengungkapkan kekecewaannya. “Saya cuma dapat Rp4 juta sebulan, tapi anak saya juara kelas. Apa saya tidak pintar? Kesehatan kami juga baik-baik saja,” ujarnya saat ditemui di Pasar Senen, Jakarta, pada Senin (19/5/2025).
Pengamat kesehatan dari Universitas Indonesia, Dr. Rina Wulandari, menyoroti bahwa pernyataan Menkes mengabaikan kompleksitas determinan sosial kesehatan.
“Pendapatan memang berpengaruh, tetapi faktor seperti kebijakan publik, distribusi layanan kesehatan, dan edukasi masyarakat jauh lebih krusial,” katanya kepada Kompas.com pada 17 Mei 2025. Ia menambahkan, pernyataan semacam ini berpotensi memperlebar persepsi ketimpangan sosial di masyarakat.
Pernyataan Menkes diucapkan dalam konteks diskusi tentang pentingnya peningkatan pendapatan masyarakat untuk mendukung pembangunan SDM berkualitas.
Namun, cara penyampaiannya dianggap kurang sensitif, terutama mengingat mayoritas pekerja di Indonesia masih berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan. Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Kesehatan belum mengeluarkan pernyataan resmi untuk mengklarifikasi pernyataan Menkes.
Pernyataan Menkes ini menambah daftar isu sensitif yang memicu debat publik di tengah upaya pemerintah memajukan sektor kesehatan dan ekonomi. Masyarakat kini menantikan respons lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan untuk meredam polemik yang terus bergulir.
What's Your Reaction?






