Diskon Tiket Pesawat Prabowo, dan 5 Stimulus Ekonomi lainnya
Presiden Prabowo Subianto luncurkan insentif ekonomi Rp38,6 triliun, termasuk diskon tiket pesawat, untuk dorong pertumbuhan ekonomi ke 5% pada Q2 2025. Siapa yang diuntungkan dan bagaimana respons publik? Simak analisisnya

Jakarta, 30 Mei 2025- Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali menggelontorkan paket insentif ekonomi, termasuk diskon tiket pesawat, mulai 5 Juni 2025 untuk menghidupkan perekonomian nasional yang terpuruk. Dengan enam program utama, mulai dari potongan tarif transportasi hingga bantuan sosial, kebijakan ini diharapkan mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level 5 persen pada kuartal kedua 2025. Namun, berapa jumlah insentif yang disiapkan, siapa yang merasakan manfaatnya, apakah ini kelanjutan dari era sebelumnya, apa penyebab kelesuan ekonomi, dan bagaimana tanggapan masyarakat terhadap langkah ini?
Jumlah dan Manfaat Stimulus Ekonomi
Pemerintah telah menyiapkan enam insentif ekonomi, termasuk diskon tiket pesawat Prabowo, yang berfokus pada libur sekolah Juni-Juli 2025, dengan total anggaran mencapai Rp38,6 triliun, sebagaimana diumumkan Presiden Prabowo dalam rapat tutup tahun 2024 di Kementerian Keuangan. selain potongan tarif listrik untuk pelanggan berdaya rendah, bantuan sosial untuk keluarga miskin, subsidi gaji bagi karyawan gaji rendah, diskon iuran BPJS ketenagakerjaan, diskon tarif tol, dan diskon tarif transportasi umum, termasuk diskon tiket pesawat terbang sebesar 6 persen PPN ditanggung pemerintah.
"Kami berkomitmen menjaga daya beli masyarakat dengan insentif senilai Rp38,6 triliun, termasuk bantuan beras untuk 16 juta keluarga dan diskon tiket pesawat untuk mendorong pariwisata," ujar Presiden Prabowo di Jakarta, Selasa (31/12/2024).
Sektor pariwisata tentu akan mendapatkan efek paling besar dari diskon tarif pesawat ini. Terutama wisata wisata yang dikelola padat karya, pengurangan iuran jaminan kecelakaan kerja selama enam bulan sejak Agustus 2025 membantu perusahaan tekstil dan manufaktur menekan biaya operasional.
"Langkah ini memungkinkan kami mempertahankan tenaga kerja tanpa mengorbankan efisiensi," kata Budi Santoso, pengusaha tekstil dari Bandung, dalam wawancara di Jakarta, Kamis (29/5/2025). Diskon tiket pesawat Prabowo, bersama potongan biaya tol dan tarif angkutan laut hingga 50 persen, juga mendorong aktivitas di sektor pariwisata dan ritel, memberikan peluang bagi pelaku usaha kecil di destinasi wisata untuk meningkatkan pendapatan.
Untuk masyarakat kecil, potongan tarif listrik sebesar 50 persen bagi 79,3 juta pelanggan berdaya 450 VA dan 900 VA menjadi bantuan nyata. Bantuan sosial, seperti kartu sembako Rp200 ribu dan beras 10 kilogram untuk 18,3 juta keluarga, membantu menjaga ketahanan pangan.
"Bantuan ini sangat membantu untuk kebutuhan sehari-hari, terutama listrik dan sembako," ungkap Rina, pedagang kecil di Bogor, kepada wartawan, Rabu (28/5/2025). Namun, subsidi gaji Rp150 ribu per bulan hanya menjangkau pekerja formal dan guru honorer, sehingga pekerja informal seperti pengemudi ojek merasa kurang terdampak. Diskon tiket pesawat Prabowo juga lebih relevan bagi masyarakat yang mampu bepergian, meninggalkan kelompok termiskin dengan manfaat terbatas.
Warisan Kebijakan Era Jokowi
6 diskon stmulus ekonomi era Prabowo ini buan pertama. Di era Presiden sebelumnya, program serupa digulirkan, terutama saat pandemi COVID-19. Pada 2020-2021, pemerintah memberikan potongan listrik hingga 100 persen untuk pelanggan berdaya rendah dan bantuan subsidi gaji hingga Rp600 ribu per bulan. Bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan dan kartu sembako juga menjadi pilar utama.
"Kebijakan saat ini, termasuk diskon tiket pesawat, mengadopsi pendekatan kami dulu, tetapi dengan fokus pada momen musiman seperti libur sekolah," kata Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan, dalam diskusi di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Namun, ada perbedaan signifikan. Insentif era Jokowi memiliki anggaran jauh lebih besar, mencapai Rp405 triliun, dan mencakup sektor kesehatan serta insentif pajak untuk usaha kecil. Kebijakan insenttif ekonomi prabowo budgetnya lebih kecil. Pengurangan iuran jaminan kecelakaan kerja menjadi langkah baru yang tidak ada di era sebelumnya, menunjukkan perhatian pada industri padat karya untuk mencegah pemutusan hubungan kerja.
Akar Kelesuan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,87 persen pada kuartal pertama 2025 memicu kebutuhan akan insentif ini, termasuk diskon tiket pesawat Prabowo. Faktor domestik, seperti efisiensi anggaran yang agresif melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, menjadi salah satu penyebab. Pengurangan anggaran hingga 90 persen di beberapa sektor, termasuk perjalanan dinas, membuat sektor pariwisata dan transportasi tertekan. Konsumsi pemerintah juga turun 1,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi swasta yang stagnan turut memperburuk situasi, menghambat penciptaan lapangan kerja.
Di tingkat global, perlambatan ekonomi dunia menjadi tantangan tambahan. Proyeksi pertumbuhan global hanya 2,4-2,7 persen pada 2024, menurut IMF, memengaruhi ekspor Indonesia seperti nikel dan sawit akibat menurunnya permintaan dari Tiongkok dan ancaman tarif dari Amerika Serikat.
"Kelesuan ini bukan hanya masalah Indonesia, tetapi global. Konsumsi domestik yang kuat membuat kita lebih tahan, tetapi ekspor tetap tertekan," ujar Bhima Yudhistira, ekonom dari CELIOS, dalam wawancara di Jakarta, Senin (26/5/2025). Pelemahan rupiah dan kenaikan yield obligasi pemerintah juga mencerminkan ketidakpastian investor terhadap kebijakan baru, seperti pembentukan dana investasi Danantara.
Tanggapan Netizen di X Terkait Stimulus Ekonomi Prabowo ini
Tanggapan masyarakat di platform X menunjukkan pandangan yang bercampur. Sebagian menyambut baik insentif ini, termasuk diskon tiket pesawat Prabowo, sebagai langkah nyata.
"Potongan listrik dan bantuan sembako benar-benar membantu keluarga kecil seperti kami," tulis akun @RakyatBiasa di X, Selasa (27/5/2025). Namun, banyak juga yang skeptis. "Insentif ini, termasuk diskon tiket pesawat, hanya solusi jangka pendek. Tanpa investasi besar,
What's Your Reaction?






