Dolar AS Melemah Tajam Setelah Kabar Gencatan Senjata Israel-Iran, 24 Juni 2025

Dolar AS melemah terhadap rupiah dan mata uang dunia pasca gencatan senjata Iran-Israel. Sentimen pasar menguat, rupiah naik ke Rp16.400.

Jun 24, 2025 - 13:00
Jun 24, 2025 - 13:08
 0
Dolar AS Melemah Tajam Setelah Kabar Gencatan Senjata Israel-Iran, 24 Juni 2025

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan signifikan pada Selasa, 24 Juni 2025, terhadap hampir semua mata uang utama dunia. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran.

Indeks dolar (DXY) tercatat turun 0,33% ke level 98,6, posisi terendah dalam tiga minggu terakhir. Bloomberg menyebutkan pelemahan ini dipicu meredanya ketegangan geopolitik dan menurunnya minat terhadap aset safe-haven seperti dolar.

Di pasar Asia, harga minyak Brent juga terkoreksi hampir 5%, memperkuat sentimen optimisme terhadap stabilitas regional. Penurunan harga komoditas turut menekan permintaan dolar AS dari pelaku pasar global.

Di dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat ke Rp16.400 dari Rp16.800 pada pekan sebelumnya. Bank Indonesia mencatat pergerakan ini sebagai salah satu penguatan harian terbesar dalam sebulan terakhir.

Budi Santoso, pedagang elektronik di Jakarta, menyambut baik pelemahan dolar karena dapat menurunkan harga barang impor. Namun, ia mengeluhkan fluktuasi nilai tukar yang kerap menyulitkan penentuan harga jual.

Baca Juga: Gencatan Senjata Iran-Israel Diumumkan, Qatar Berperan sebagai Mediator

Faktor lain yang melemahkan dolar adalah pernyataan dovish dari Michelle Bowman, pejabat Federal Reserve. Ia memberi sinyal bahwa suku bunga kemungkinan diturunkan dalam pertemuan FOMC mendatang.

Akun X @HFMIndonesia menyebutkan pernyataan Bowman menurunkan ekspektasi pasar terhadap inflasi AS. Sebelumnya, dolar sempat menguat karena ketegangan militer antara Israel dan Iran.

Namun, analis dari Seeking Alpha menilai pelemahan dolar bisa jadi hanya bersifat sementara. Mereka mengingatkan defisit anggaran AS dan potensi inflasi tinggi dapat mengangkat kembali suku bunga dan memperkuat dolar.

Laporan STL.News juga menyoroti ancaman terhadap dominasi dolar sebagai cadangan devisa global. Kondisi fiskal AS yang memburuk diperkirakan memberikan tekanan jangka panjang pada mata uang tersebut.

Ani, pelaku ekspor-impor dari Surabaya, berharap rupiah tetap menguat untuk mendukung biaya logistik yang lebih ringan. Namun, ia mengaku tetap waspada terhadap kemungkinan gejolak baru akibat data ekonomi AS.

Akun @vibiznews menulis bahwa pelemahan dolar hari ini mencerminkan optimisme pasar usai gencatan senjata diumumkan. Pasar terlihat merespons positif terhadap peluang meredanya konflik Timur Tengah.

Pemerintah dan pelaku usaha diimbau terus memantau pergerakan nilai tukar melalui sumber resmi dan kredibel. Dengan dinamika geopolitik dan arah kebijakan moneter global yang belum stabil, volatilitas dolar masih mungkin berlanjut dalam waktu dekat.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0