Guru SD di Jambi Bertaruh Nyawa Seberangi Jembatan Rusak Demi Mengajar
Guru SD di Merangin Jambi nekat seberangi jembatan rusak demi awasi ujian siswa. Akses berbahaya picu keprihatinan publik dan desakan perbaikan cepat.

Merangin, Jambi – Sebuah video viral yang memperlihatkan sejumlah guru Sekolah Dasar (SD) di Desa Limbur Merangin, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, Jambi, menyeberangi jembatan gantung rusak untuk sampai ke sekolah, telah menggegerkan publik, Rabu (14/5/2025).
Dengan berpegangan pada tali pengaman dan berpijak pada kabel baja yang nyaris putus, para guru ini mempertaruhkan nyawa demi mengajar dan mengawasi ujian siswa di SDN 117 Desa Simpang Limbur.
Jembatan gantung sepanjang 142 meter yang menghubungkan Desa Limbur Merangin dan Desa Simpang Limbur ini telah rusak parah. Lantai papan jembatan banyak yang hilang, salah satu kabel seling utama putus pada 6 Mei 2025, dan hanya menyisakan tali pengaman sebagai tumpuan.
Meski demikian, para guru, sebagian besar perempuan, terpaksa melintasi jembatan tersebut karena merupakan akses tercepat ke sekolah. “Kami tidak punya pilihan lain. Perahu belum tersedia pagi ini, dan ujian siswa harus diawasi,” ujar salah seorang guru, Siti Aminah, kepada warga setempat.
Video yang diunggah oleh akun Instagram @rinidiansukma ini telah ditonton jutaan kali, memicu simpati sekaligus kemarahan publik atas kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.
“Saya takut melihatnya, tapi salut dengan keberanian para guru. Pemerintah harus segera bertindak,” ujar seorang warga, Bapak Samsul, yang menyaksikan kejadian tersebut.
Artikel Terkait: Anak 10 Tahun di Situbondo Alami Luka Bakar Kritis Akibat Ulah Teman
Menurut Kepala Sekolah SDN 117, Abdullah, jembatan tersebut sudah dalam kondisi memprihatinkan selama berbulan-bulan, namun permintaan perbaikan kepada pemerintah daerah tidak mendapat tanggapan memadai.
“Kami sudah melapor berkali-kali, tapi tidak digubris. Guru terpaksa menyeberang karena siswa sedang ujian,” katanya, sebagaimana dikutip oleh Tribun Jatim (14/5/2025).
Pj Kepala Desa Limbur Merangin, Sargawi, mengakui kerusakan jembatan, tetapi menyebutkan bahwa perbaikan sudah mulai dilakukan dengan anggaran desa sebesar Rp200 juta.
“Perbaikan sedang berjalan dan ditargetkan selesai dalam dua minggu,” ujarnya. Sementara itu, untuk mengurangi risiko, kegiatan belajar-mengajar dialihkan ke gedung madrasah di Desa Limbur Merangin hingga jembatan selesai diperbaiki.
Kasus ini menambah daftar panjang tantangan pendidikan di daerah pedalaman Indonesia. Kaldera News (14/5/2025) menyoroti bahwa dedikasi guru-guru ini kontras dengan minimnya dukungan infrastruktur, sementara Jurnal Patroli News menyebut perjuangan mereka sebagai “pengorbanan luar biasa yang seharusnya tidak perlu terjadi.”
Publik di media sosial kini menyerukan pembangunan jembatan permanen untuk mencegah risiko serupa di masa depan.
Pemerintah Kabupaten Merangin belum memberikan pernyataan resmi terkait kelanjutan penanganan jembatan ini. Namun, tekanan publik yang semakin besar diharapkan mendorong tindakan cepat untuk memastikan keselamatan guru dan siswa di wilayah tersebut.
What's Your Reaction?






