Jago AI, Peluang Kerja Melesat: 44% Perusahaan Cari Talenta Teknologi

May 1, 2025 - 10:48
 0
Jago AI, Peluang Kerja Melesat: 44% Perusahaan Cari Talenta Teknologi

Jakarta, - Era digital yang terus melaju, kemampuan dalam memahami kecerdasan buatan (AI) menjadi senjata baru bagi pencari kerja di Indonesia.

Laporan terbaru dari Jobstreet bertajuk "Hiring, Compensation, and Benefits 2025", yang diluncurkan pada Rabu, 30 April 2025, di Jakarta, mengungkapkan bahwa literasi AI kini masuk dalam radar perusahaan saat menyeleksi kandidat.

Tren ini menandakan adanya perusahan besar dalam lanskap rekrutmen, di mana teknologi sekarang ini bukan lagi sekadar alat saja, tetapi juga bagian dari keunggulan kompetitif.

Direktur Penjualan Jobstreet Indonesia, Wisnu Dharmawan, menjelaskan bahwa meskipun pemahaman AI belum menjadi syarat mutlak, kemampuan ini mulai dianggap sebagai nilai tambah yang signifikan.

"Kandidat yang melek AI memiliki peluang lebih besar untuk menonjol di mata perekrut," ujar Wisnu dalam konferensi pers di Jakarta.

Ia menambahkan bahwa perusahaan kini mencari talenta yang kompeten dalam bidangnya dan juga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat.

Survei Jobstreet: AI Jadi Faktor Penting

Survei yang dilakukan Jobstreet melibatkan 1.273 profesional HR dan praktisi rekrutmen dari berbagai bidang industri, mulai dari teknologi, manufaktur, hingga jasa. Hasilnya menunjukkan tren yang menarik;

  • 44% perusahaan menyatakan bahwa pengetahuan tentang AI adalah faktor penting dalam proses rekrutmen, meski belum menjadi prioritas utama.
  • 28% perusahaan menempatkan kemampuan AI sejajar dengan kualifikasi lain, seperti pengalaman kerja atau keahlian teknis.
  • 29% perusahaan masih belum memasukkan literasi AI sebagai kriteria utama, tetapi tetap membuka peluang untuk mempertimbangkannya di masa depan.

Temuan ini mencerminkan pergeseran paradigma di pasar kerja Indonesia.

"AI bukan lagi sesuatu yang futuristik. Teknologi ini sudah ada di sini, mengubah cara kita bekerja, dan perusahaan ingin karyawan yang siap menjalankannya," kata Wisnu.

Ia menyarankan agar pencari kerja mulai membekali diri dengan keterampilan AI, seperti pemahaman dasar tentang machine learning, analitik data, atau penggunaan alat berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi kerja.

Menurutnya, kemampuan AI tidak hanya membantu pekerja menyelesaikan tugas lebih cepat, tapi juga membuka peluang untuk melakukan inovasi.

"Bayangkan seorang pemasar yang bisa menganalisis data pelanggan dengan AI, atau seorang desainer yang menggunakan alat AI untuk membuat prototipe lebih efisien. Itulah yang dicari perusahaan saat ini," tambahnya.

Artikel Terkait: Elon Musk: AI Akan Gantikan Guru dalam 5 Tahun, Bahkan Lebih Cepat

AI dalam Proses Rekrutmen

Tren pemanfaatan AI ini tidak semata-mata berlaku hanya untuk kandidat, tetapi juga dalam proses rekrutmen itu sendiri.

Jobstreet mencatat bahwa 20% perekrut di Indonesia telah mengadopsi teknologi AI untuk membantu menyaring kandidat.

Teknologi ini dipergunakan untuk menganalisis resume, mengidentifikasi kecocokan keterampilan, hingga memprediksi potensi kinerja kandidat berdasarkan data.

Cara perusahaan mengevaluasi kemampuan AI pelamar pun beragam, mencakup:

  • 53% perekrut menilai kemampuan AI melalui pengenalan diri atau diskusi selama wawancara.
  • 46% menggunakan pertanyaan teknis yang menguji pemahaman kandidat tentang konsep AI.
  • 44% memeriksa portofolio proyek yang menunjukkan penerapan AI, seperti pengembangan model prediktif atau
  • otomatisasi proses.
  • 35% mempertimbangkan sertifikasi AI dari lembaga terpercaya sebagai bukti kompetensi.
  • 26% memberikan tugas khusus atau uji kemampuan untuk mengukur keterampilan AI secara langsung.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa perusahaan ingin tahu kandidat paham AI dan bagaimana mereka menerapkannya dalam konteks nyata.

"Sertifikasi itu bagus, tapi kalau kandidat bisa menunjukkan proyek AI yang pernah dikerjakan, itu jauh lebih meyakinkan," ungkap Wisnu.

Mengapa AI Penting di Era Otomatisasi?

Perkembangan AI telah mengubah berbagai aspek dunia kerja, dari otomatisasi tugas rutin hingga pengambilan keputusan berbasis data.

Negara Indonesia sendiri sudah mengadopsi AI di sektor swasta terus meningkat, terutama di industri seperti e-commerce, fintech, dan logistik.

Menurut laporan Jobstreet, perusahaan yang menggunakan AI cenderung lebih efisien dalam operasionalnya, sehingga mereka mencari karyawan yang bisa mendukung transformasi digital tersebut.

Tantangan bagi Pencari Kerja

Wisnu menekankan bahwa mempelajari AI tidak harus rumit, "Mulai dari hal sederhana, seperti memahami cara kerja chatbot atau alat analisis data. Banyak kursus online gratis yang bisa diakses," sarannya.

Platform seperti Coursera, Udemy, atau Google Digital Garage menawarkan modul AI untuk pemula hingga tingkat lanjutan.

Namun, literasi AI bukan berarti mengesampingkan keahlian inti. "Perusahaan tetap mencari kandidat dengan dasar yang kuat di bidangnya. AI hanya memperkuat keahlian itu," kata Wisnu.

Misalnya, seorang akuntan yang paham AI bisa menggunakan alat seperti Power BI untuk analisis keuangan yang lebih cepat, sementara seorang HR bisa memanfaatkan AI untuk menyeleksi kandidat dengan lebih akurat dan efisien.

Menatap Masa Depan Dunia Kerja

Tren ini mencerminkan bahwa keseimbangan antara keahlian teknis dan literasi digital adalah kunci untuk tetap relevan di pasar kerja.

Dengan AI yang terus melakukan perkembangan, pencari kerja yang proaktif mempelajari teknologi ini akan memiliki keunggulan kompetitif.

"Ini bukan soal menggantikan manusia dengan mesin, tapi tentang manusia yang bekerja lebih cerdas dengan mesin," tutur Wisnu.

Bagi perusahaan, investasi pada karyawan yang melek AI juga merupakan strategi jangka panjang.

"Perusaaan yang mendorong karyawannya untuk belajar AI akan lebih siap menghadapi disrupsi teknologi," imbuhnya.

Di sisi lain, bagi pekerja, menguasai AI adalah cara bertahan dan lebih unggul di era otomatisasi.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0
Rama Angriawan Hai, saya penulis baru!