Kronologi Tragedi Ledakan Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi dan Bahan Peledak, Korban Sipil dan Militer

Garut, 13 Mei 2025 – Sebuah ledakan dahsyat mengguncang Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin malam, 12 Mei 2025, menewaskan 11 orang, termasuk warga sipil dan anggota TNI.
Insiden tragis ini terjadi saat proses pemusnahan amunisi dan bahan peledak kedaluwarsa oleh satuan TNI setempat. Hingga kini, penyelidikan intensif dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Berdasarkan informasi awal, ledakan terjadi sekitar pukul 20.00 WIB di sebuah lapangan terbuka yang digunakan untuk pemusnahan amunisi usang milik TNI. Proses peledakan awal dilakukan sesuai prosedur, namun situasi berubah tragis ketika sejumlah warga memasuki area pasca-peledakan untuk mengambil sisa-sisa material.
“Kami kira amunisi itu sudah aman karena peledakan sudah selesai. Tiba-tiba ada ledakan besar,” ujar seorang warga, Budi (42), yang menyaksikan kejadian dari kejauhan, seperti dikutip dari laporan foto.espos.id.
Menurut sumber resmi, amunisi yang dianggap telah dinonaktifkan ternyata masih mengandung bahan peledak aktif. Kelalaian dalam mensterilkan lokasi setelah peledakan awal memungkinkan warga mendekati area berbahaya, sehingga memicu ledakan sekunder yang jauh lebih mematikan. Akibatnya, sembilan warga sipil dan dua anggota TNI yang berada di lokasi tewas seketika.
Sebanyak 11 jenazah korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD Pameungpeuk untuk proses autopsi dan identifikasi. “Kami sedang bekerja keras untuk memastikan identitas korban dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujar Kepala RSUD Pameungpeuk, dr. Hadi Santoso, dalam keterangannya kepada media. Selain korban jiwa, beberapa warga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka dan kini dirawat intensif.
Artikel Terkait: Film Pembantaian Dukun Santet Tayang Perdana, Angkat Tragedi Kelam Banyuwangi 1998
Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi menyatakan duka mendalam atas insiden ini dan berjanji melakukan investigasi menyeluruh.
“Kami akan mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi dan memastikan pertanggungjawaban atas kelalaian yang terjadi,” kata juru bicara Kodam, Kolonel Inf. Andi Wijaya.
Sementara itu, situs berita internasional Caliber.az melaporkan bahwa pemerintah Indonesia telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab ledakan, dengan fokus pada potensi pelanggaran standar operasional prosedur (SOP).
Tragedi ini menyoroti pentingnya penerapan SOP yang ketat dalam pemusnahan bahan peledak, termasuk sterilisasi lokasi dan edukasi warga sekitar.
“Kami tidak tahu bahayanya sebesar itu. Harusnya ada peringatan yang lebih jelas dari pihak berwenang,” ungkap Asep, seorang warga lain yang rumahnya berjarak 500 meter dari lokasi kejadian.
Pihak berwenang kini memperketat pengamanan di sekitar lokasi dan mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati area penyimpanan atau pemusnahan amunisi.
Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan TNI untuk memberikan bantuan kepada keluarga korban dan memastikan keamanan wilayah pasca-insiden.
Pihak kepolisian dan TNI terus memantau situasi di lokasi kejadian untuk mencegah insiden lanjutan. Masyarakat diminta tetap tenang dan mematuhi imbauan petugas. Pemerintah juga mengimbau media dan publik untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi demi menjaga ketertiban.
What's Your Reaction?






