Umat Muslim Bersiap Menjalankan Puasa Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha 1446 H

Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H, umat Islam di seluruh dunia bersiap menjalankan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah, dua ibadah yang memiliki keutamaan besar dalam ajaran Islam.

Puasa Tarwiyah dijalankan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah, yang tahun ini diperkirakan jatuh pada 7 dan 8 Juni 2025, berdasarkan kalender Hijriah dan penetapan pemerintah.

Puasa Tarwiyah, yang dilakukan sehari sebelum wukuf di Arafah, menjadi momen penting bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri secara spiritual.

Baca Juga: Krisis Haji Furoda 2025, Ribuan Jemaah Indonesia Gagal Berangkat

Sementara itu, puasa Arafah dianggap sebagai puasa sunnah dengan pahala luar biasa, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa ini dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

“Saya sudah menjalankan puasa Arafah setiap tahun karena saya percaya keutamaannya sangat besar,” ujar Ahmad Fauzi, seorang warga Jakarta, saat ditemui di Masjid Istiqlal, Selasa (3/6/2025).

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

Berikut adalah lafal niat untuk kedua puasa sunnah tersebut, yang biasanya dibaca pada malam sebelum hari puasa:

Niat Puasa Tarwiyah

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati Tarwiyah lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Saya niat berpuasa besok untuk menjalankan sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Arafah

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati Arafah lillāhi ta‘ālā.
Artinya: “Saya niat berpuasa besok untuk menjalankan sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”

Menurut Dr. H. Ahmad Zainuddin, Lc., M.A., pakar fikih dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, membaca niat pada malam hari merupakan sunnah, tetapi jika lupa, niat dapat dilakukan pada pagi hari selama belum makan, minum, atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

“Puasa ini adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji,” katanya dalam wawancara dengan *Republika* (2/6/2025).

Puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki makna mendalam, terutama karena kaitannya dengan ibadah haji. Tarwiyah merujuk pada persiapan jamaah haji menuju Arafah, sedangkan puasa Arafah bertepatan dengan momen wukuf, puncak ibadah haji. “Puasa Arafah memberikan ketenangan batin, apalagi ketika kita tahu pahalanya begitu besar,” ujar Siti Aisyah, seorang ibu rumah tangga di Bogor, yang telah menjalankan puasa ini selama lebih dari satu dekade.

Namun, para ulama mengingatkan bahwa puasa Arafah tidak dianjurkan bagi jamaah haji yang sedang berada di Arafah, karena mereka membutuhkan kekuatan fisik untuk melaksanakan wukuf. Hal ini merujuk pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah SAW melarang puasa Arafah bagi jamaah haji di Padang Arafah.

Di berbagai daerah di Indonesia, masjid-masjid mulai menggelar kajian khusus untuk menyambut puasa sunnah ini. Di Surabaya, misalnya, Masjid Al-Akbar mengadakan pengajian bertema “Memperdalam Makna Puasa Tarwiyah dan Arafah” pada Senin malam (2/6/2025). “Kami ingin jamaah memahami betul keutamaan puasa ini agar mereka lebih semangat menjalankannya,” ujar Ustaz Muhammad Arif, pengurus masjid.

Sementara itu, Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengeluarkan imbauan agar umat Muslim mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan selama menjalankan puasa. “Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik saat berbuka dan sahur untuk menjaga stamina,” demikian pernyataan resmi Kemenag melalui laman resminya.

Dengan semakin dekatnya Hari Raya Iduladha, umat Muslim di Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momen puasa Tarwiyah dan Arafah untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan. “Ini adalah waktu untuk introspeksi dan memohon ampunan,” tutup Ustaz Ahmad Zainuddin.