Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 4 Orang Perwira dan 9 Warga Sipil, TNI AD Bantu Pemakaman Korban

Ledakan amunisi di Garut tewaskan 13 orang, termasuk 9 warga sipil dan 4 anggota TNI AD. TNI bantu pemakaman korban di Desa Sagara. Penyebab ledakan diselidiki, diduga warga kumpulkan logam bekas. Proses identifikasi dilakukan di RSUD Pameungpeuk.

May 13, 2025 - 14:30
May 13, 2025 - 14:32
 0
Ledakan Amunisi di Garut Tewaskan 4 Orang Perwira dan 9 Warga Sipil, TNI AD Bantu Pemakaman Korban

Garut, 13 Mei 2025 – Sebanyak 13 orang tewas akibat ledakan amunisi tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB.

Insiden tragis ini menewaskan sembilan warga sipil dan empat anggota TNI Angkatan Darat (AD) dari Gudang Pusat Munisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD.

Hingga Selasa siang, TNI AD turut membantu proses pemakaman korban warga sipil di Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat, sementara jenazah anggota TNI diberangkatkan ke Jakarta untuk dimakamkan secara militer.

Ledakan terjadi di lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut, yang secara rutin digunakan untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Lokasi ini berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman terdekat. Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi, ledakan terjadi saat proses pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai.

Namun, keberadaan warga sipil di lokasi yang seharusnya steril masih menjadi misteri. “Diduga, warga mendekati lokasi untuk mengumpulkan serpihan logam setelah ledakan pertama, lalu terjadi ledakan susulan yang memakan korban jiwa,” ujar Kristomei, seperti dikutip dari detik.com.

Proses identifikasi jenazah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk, Garut, dengan melibatkan tim dokter forensik dari TNI. Sembilan jenazah warga sipil telah dimakamkan di TPU Desa Sagara pada Senin malam, dengan bantuan penuh dari TNI AD.

Sementara itu, jenazah empat anggota TNI AD diberangkatkan ke Jakarta pada pukul 02.30 WIB pada Selasa dini hari untuk upacara pemakaman militer.

Seorang warga setempat, Budi (42), mengaku mendengar ledakan keras yang mengguncang desa. “Saya sedang di sawah, tiba-tiba ada suara seperti bom, sangat keras. Tak lama kemudian, ada ledakan lagi. Kami panik, karena tidak tahu apa yang terjadi,” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Menurut Budi, beberapa warga kerap mendekati lokasi pemusnahan amunisi untuk mengumpulkan logam bekas, meskipun hal itu dilarang karena berbahaya.

Artikel Terkait:  Kronologi Tragedi Ledakan Garut: 11 Orang Tewas dalam Pemusnahan Amunisi dan Bahan Peledak, Korban Sipil dan Militer

Pihak TNI AD kini tengah menyelidiki penyebab pasti ledakan dan kelalaian yang memungkinkan warga sipil berada di zona bahaya. “Kami sedang mendalami prosedur keamanan yang diterapkan saat proses pemusnahan amunisi. Keberadaan warga di lokasi jelas melanggar aturan, dan ini akan menjadi fokus penyelidikan,” tambah Kristomei.

Media lokal, Garut News, melaporkan bahwa ledakan ini menyebabkan kepanikan di kalangan warga Desa Sagara. “Banyak warga yang langsung berlarian ke lokasi untuk mencari tahu apa yang terjadi, tapi aparat segera memasang garis polisi untuk mengamankan area,” tulis Garut News dalam laporan daringnya.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya penerapan prosedur keamanan yang ketat dalam kegiatan pemusnahan amunisi. TNI AD menyatakan komitmennya untuk bertanggung jawab penuh atas proses pemakaman korban warga sipil dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti ledakan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0