Dedi Mulyadi Kirim Pelajar Nakal ke Barak Militer, Picu Pro-Kontra Publik

Dedi Mulyadi menginisiasi program ini setelah menerima banyak laporan dari orang tua dan guru terkait perilaku menyimpang sejumlah pelajar, seperti bolos, merokok di sekolah, bahkan aksi perundungan. Alih-alih menghukum secara konvensional, ia memilih mengirim para siswa tersebut ke barak militer di daerah Subang untuk mendapatkan pelatihan kedisiplinan dan pembentukan karakter.
Respons Pro-Kontra Masyarakat
Kebijakan ini langsung viral dan memecah opini publik. Sebagian netizen dan orang tua mendukung penuh langkah tersebut. Mereka menyebut bahwa pendekatan tegas seperti ini sudah semestinya diterapkan untuk membentuk generasi muda yang tangguh dan disiplin.
Sementara itu, psikolog anak Seto Mulyadi (Kak Seto) menyarankan agar penanganan kenakalan remaja dilakukan dengan pendekatan psikologis, bukan militeristik. Ia menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial dalam membentuk perilaku anak.
Tokoh yang Merespons Secara Kritis
Aris Merdeka Sirait – Ketua Komnas Perlindungan Anak
Sikap: Menolak
Pernyataan: Ia menyebut tindakan ini sebagai bentuk kekerasan tidak langsung dan melanggar hak anak. Ia mendesak pendekatan yang lebih edukatif dan sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.
Retno Listyarti – Komisioner KPAI bidang pendidikan
Sikap: Kritis
Pernyataan: Mengirim anak ke barak militer bisa berdampak pada psikologi anak. Ia menegaskan bahwa pendekatan kekerasan tidak pernah efektif dalam membentuk karakter secara positif.
Seto Mulyadi (Kak Seto) – Psikolog Anak
Sikap: Kritis namun terbuka
Pernyataan: Menyatakan keprihatinan dan menyarankan pendekatan kasih sayang. Menekankan pentingnya bimbingan psikologis dan tidak menggunakan pendekatan keras.
Artikel Terkait: Dedi Mulyadi Luncurkan Program Kontroversial: Siswa "Gemulai" dan Bermasalah ke Barak Militer
Tokoh yang Cenderung Membela atau Netral
Dedi Mulyadi – Anggota DPR RI & Pelaku kebijakan
Sikap: Membela
Pernyataan: Ia mengatakan bahwa ini bukan hukuman, tetapi pelatihan disiplin. Ia juga menyebut anak-anak justru merasa senang karena mendapat perhatian dan pembinaan.
Sebagian Netizen & Influencer konservatif
Sikap: Mendukung
Komentar Umum: Mereka merasa pendekatan seperti ini dibutuhkan untuk mendidik anak-anak zaman sekarang yang dinilai semakin lepas kendali.
Komentar-Komentar Netizen yang Mendukung
“Zaman sekarang butuh yang tegas kayak gini!”
Banyak netizen merasa bahwa pendekatan disiplin militer adalah jawaban atas kenakalan remaja zaman sekarang yang dianggap semakin tidak terkendali.
“Dulu anak bandel digunduli dan dibina, sekarang malah dilindungi kebablasan.”
Ini mencerminkan nostalgia pada metode "lama" yang tegas dan keras, serta kekecewaan terhadap pendekatan lembek dalam pendidikan modern.
“Respect buat Pak Dedi, berani ambil tindakan nyata.”
Beberapa melihat Dedi Mulyadi sebagai sosok pemimpin yang "turun langsung" dan tidak hanya berbicara.
“Anak-anak itu malah senang, kok. Jadi bukan penyiksaan.”
Merespons video yang menunjukkan para pelajar tertawa dan beraktivitas di barak, sebagian netizen menganggap kegiatan itu justru positif.
Komentar-Komentar Netizen yang Mengkritik
“Kenapa bukan dikasih konseling psikologis? Kenapa harus militer?”
Sebagian netizen mempertanyakan mengapa pendekatan humanis tidak dijadikan prioritas, dan menilai cara ini bisa menimbulkan trauma.
“Ini anak-anak, bukan tentara. Ada caranya membina anak, bukan ditakuti.”
Kritik ini menyoroti pentingnya pendekatan berbasis pendidikan dan psikologi anak.
“Jangan-jangan ini cuma konten doang buat viral.”
Ada juga yang mencurigai tindakan ini sebagai gimmick politik atau konten media sosial, mengingat Dedi Mulyadi dikenal aktif membuat video.
What's Your Reaction?






