Ketegangan India-Pakistan Memuncak: Air Diputus, Rudal Diuji, dan Dunia Waspada
Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak usai insiden di Kashmir. India menuduh Pakistan terlibat, memutus aliran air, dan meningkatkan kesiapan militer. Pakistan membalas dengan uji coba rudal. Dunia internasional khawatir akan risiko konflik nuklir.

Hubungan antara India dan Pakistan kembali di ambang krisis usai insiden pengeboman di wilayah Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan lebih dari 20 orang.
India menyalahkan kelompok militan yang disebut-sebut berbasis di Pakistan, sementara Islamabad membantah keterlibatan. Saling tuding ini memicu aksi balasan dari kedua negara, membuat ketegangan politik dan militer meningkat tajam.
Konflik Kashmir
New Delhi menuduh Islamabad mendalangi pengeboman di Pahalgam, dengan klaim bahwa militan pro-Pakistan bertanggung jawab. Perdana Menteri Narendra Modi bahkan menyatakan telah memberikan “kebebasan penuh” kepada angkatan bersenjata India untuk mengejar para pelaku “sampai tuntas.”
Sementara itu, Jenderal Syed Asim Munir, Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, mengumpulkan para komandan puncak militer dalam rapat tertutup dan menegaskan perlunya “kewaspadaan tinggi dan kesiapan proaktif” di perbatasan.
Sebagai respons atas serangan tersebut, pemerintah India mengambil langkah tegas dengan mengusir diplomat Pakistan, menghentikan sementara penerbitan visa bagi warga Pakistan, dan menutup beberapa pos lintas batas.
Puncaknya, New Delhi memutus pelaksanaan Perjanjian Air Indus, kesepakatan sejak 1960 yang mengatur aliran sungai Chenab dan Ravi ke Pakistan. Keputusan ini langsung mengancam pasokan air untuk pertanian dan kebutuhan sehari-hari di Pakistan.
Pakistan tidak tinggal diam. Pada 3 Mei 2025, Islamabad melakukan uji coba rudal balistik Abdali, yang mampu membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir. Meskipun pemerintah menyebutnya latihan rutin, banyak pengamat menilai pemilihan waktu tersebut sangat sensitif dan dimaksudkan untuk menunjukan kesiapan konfrontasi bersenjata jika diperlukan.
Perbandingan Kekuatan Militer
Jika dibandingkan, India memiliki keunggulan militer jelas dengan sekitar 1,4 juta personel aktif, lebih dari 4.000 tank, dan hampir 800 jet tempur.
Di sisi lain, Pakistan mengerahkan sekitar 660 ribu personel, lebih dari 2.600 tank, serta sekitar 450 jet tempur. Namun dibalik jumlah yang lebih kecil, Pakistan menonjol lewat doktrin serangan cepat dan arsenal rudal jarak pendek seperti Abdali dan Nasr.
Artikel Terkait: Israel Tingkatkan Serangan ke Gaza, Warga Akan Dipindah Secara Paksa Lewat Operasi Militer
Dampak Ekonomi & Sosial
Dampak ekonomi dan sosial mulai terlihat. Pemutusan aliran air berpotensi menimbulkan krisis pangan di Pakistan, memaksa sebagian warga desa bermigrasi ke kota, dan menyebabkan melemahnya nilai tukar rupee Pakistan terhadap dolar AS.
Di daerah perbatasan Kashmir, rakyat sipil menghadapi kekhawatiran berkelanjutan atas kemungkinan pengungsian massal jika konflik meluas.
Sengketa Kashmir sendiri telah menjadi sumber ketegangan sejak pembagian India dan Pakistan pada 1947. Perjanjian Air Indus 1960 sempat menjadi salah satu instrumen penting untuk meredam konflik terkait sumber daya air. Kini, dengan ditangguhkannya kesepakatan itu, salah satu jalur diplomasi krusial kembali terguncang.
What's Your Reaction?






